Bagikan:

BADUNG - Warga negara Rusia di Bali kesulitan menarik uang tunai dari rekening mereka imbas sanksi ekonomi terhadap Rusia atas invasi ke Ukraina.

Kondisi ini yang juga dialami Anna Pomarina. Dia tak bisa menarik uang tunai karena jaringan pembayaran memblokir transaksi kartu miliknya.

"Saya sekarang juga kesulitan (menarik) uang karena semua klien saya di Rusia. Mereka tidak bisa transfer uang sekarang ke sini dan kemana pun. Ini gila," kata Anna di Canggu, Kuta Utara, Badung, Bali, Kamis, 17 Maret. 

Tapi Anna masih beruntung karena dirinya bekerja di salah satu perusahaan di Jakarta. Penghasilannya itu dapat membiayai hidupnya di Bali.

“Teman-teman Rusia di sini sudah mengambil semua uang tunai di ATM sebelum 10 Maret. Karena mereka tahu setelah 10 Maret rekening mereka akan ditutup," imbuhnya.

Anna sudah 5 tahun berada di Jakarta lalu pindah hunian ke Bali sejak pandemi COVID-19. Bagi Anna, Indonesia sangat menyenangkan, utamanya karena warganya ramah.

“Saya menemukan kesenangan, keluarga, keramahan, senyuman dan toleransi di sini," ujarnya.

Sementara itu, komunikasi dengan keluarganya dilakukan lewat WhatsApp dan Telegram. Sedangkan Instagram termasuk Facebook disebut Anna sudah diblokir di Rusia.

“Mereka di sana sekarang (menimbun) bahan makanan karena takut semua nanti akan mahal. Sekarang pergi ke Rusia sangat mahal. Untuk orang Rusia yang mau datang ke sini juga sangat mahal. Di Bali sekarang kami juga harus membayar dua kali lebih mahal," ujarnya.

FOTO: Dafi VOI

Persoalan sulit menarik uang tunai bagi bule Rusia di Bali juga dibenarkan Asisten Manajer Restoran Lusa By/Suka, Rifki Seldianto.

Restoran di dekat Pantai Berawa, Canggu ini punya banyak pelanggan bule Rusia. Rifki bercerita ada tiga tamu asing yang tak bisa menggunakan kartunya untuk membayar pada 7 Maret lalu.

"Tanggal 7 Maret ada tiga orang, tidak bisa payment kartunya tidak bisa dipakai transaksi. Tapi besoknya ada juga yang bayarnya  pakai uang kas dan ada juga membayar kartu lokal (kartu ATM Indonesia)," ujarnya.

Menurutnya, bule Rusia yang tak bisa membayar dengan kartunya itu menitipkan barang sebagai jaminan. Keesokan harinya tamu bule ini melunasi pembayaran.

"Kita list nama tamu. Kita juga tidak bisa memaksakan untuk bayar pada saat itu juga. Tamu juga bilang mohon maaf kalau kartunya tidak bisa dipakai,” kata Rifki.