Bagikan:

JAKARTA - Rasa waswas kini dialami Marina Ovsyannikova setelah viral usai nyelonong ke siaran langsung berita malam Rusia di Channel 1 dan membentangkan sebuah poster anti perang.

Kepada Reuters yang dikutip oleh Channel News Asia, Marina Ovsyannikova, seorang karyawan yang bertugas jadi editor di saluran tersebut, kini merasa khawatir akan keselamatannya. Namun dia berharap protesnya akan membuka mata Rusia terhadap propaganda.

Dia janji tidak akan melarikan diri dari Rusia karena aksi nekatnya itu. Namun dia juga berharap dia tidak akan menghadapi tuntutan pidana.

"Saya percaya pada apa yang saya lakukan tetapi sekarang saya memahami skala masalah yang harus saya tangani, dan, tentu saja, saya sangat mengkhawatirkan keselamatan saya," Ovsyannikova, editor di Channel One, mengatakan kepada Reuters.

"Saya benar-benar tidak merasa seperti pahlawan ... Anda tahu, saya benar-benar ingin merasa bahwa pengorbanan ini tidak sia-sia, dan orang-orang akan membuka mata mereka," katanya lagi.

Dia didenda 30.000 rubel (280 dolar AS) pada Selasa beberapa jam setelah Kremlin mengecam tindakan protesnya sebagai "hooliganisme".

Berita TV Rusia dikontrol ketat oleh Kremlin dan hanya mencerminkan versi Rusia dari peristiwa di Ukraina. Usai peristiwa itu, Ovsyannikova diyakini berada dalam tahanan polisi.

Sebelum protes, yang terjadi langsung di program berita malam, dia merekam video di mana dia menyebut peristiwa di Ukraina sebagai "kejahatan" dan mengatakan dia malu bekerja untuk apa yang dia sebut propaganda Kremlin.

"Saya malu membiarkan diri saya berbohong dari layar televisi. Malu karena saya membiarkan orang Rusia berubah menjadi zombie," kata dia seperti dikutip dari BBC, Senin 15 Maret.