JAKARTA - Walikota ibukota Ukraina, Kyiv mengatakan pasukan Rusia tidak akan pernah dapat memasuki kota, dengan warga akan berjuang dan tidak pernah menyerah di tengah kemajuan pasukan Rusia di ibukota.
Komentar mantan juara dunia tinju kelas berat Vitali Klitschko pada Hari Senin, datang beberapa jam setelah satu orang dilaporkan tewas dan belasan lainnya terluka ketika, sebuah blok apartemen di Kyiv utara dilanda apa yang diyakini sebagai penembakan artileri.
"Saya merasa sangat buruk, sebagai setiap warga negara Ukraina, karena tidak ada yang merasa aman saat ini di Ukraina," kata Klitschko kepada Al Jazeera seperti dikutip 15 Maret.
"Propaganda Rusia menjelaskan mereka hanya menargetkan pasukan militer. Hari ini, kami memiliki gambaran bangunan (sipil) di mana orang-orang yang sangat damai tinggal, dihancurkan," sambungnya.
Serangan itu menghancurkan apartemen di beberapa lantai, merusak bagian depan dan belakang bangunan tempat tinggal.
"Orang meninggal, banyak yang terluka. Kyiv bukan yang pertama," terang Klitschko, merujuk pada kota-kota Ukraina lainnya yang telah menjadi sasaran penembakan Rusia, seperti kota pelabuhan Mariupol.
"Kami memiliki banyak pengalaman dalam beberapa minggu terakhir dengan agresi Rusia," sebutnya.
Pihak berwenang Ukraina mengatakan, Kota Mariupol yang terkepung telah menjadi sasaran pemboman tanpa henti sejak pasukan Rusia mengepungnya pada 2 Maret.
Sejak itu, sekitar 400.000 orang yang tinggal di Mariupol dibiarkan tanpa akses ke air, makanan, dan obat-obatan. Panas dan layanan telepon dan listrik di banyak daerah telah diputus.
Di Kyiv, Klitschko mengatakan tujuan Rusia adalah untuk membawa 'kepanikan ke kota'.
"Kami tidak akan pernah menyerah, kami akan berjuang. Rusia membunuh anak-anak kami, menghancurkan bangunan kami, menghancurkan kota kami, kami siap bertarung dan mempertahankan kota kami," tegasnya.
BACA JUGA:
Lebih jauh Klitschko mengatakan, dia yakin pasukan Ukraina akan terus menolak upaya Rusia untuk memasuki Kyiv, bahkan saat mereka semakin dekat ke jantung ibu kota.
"Orang Rusia tidak akan pernah datang ke kota kami. Saya berjanji sebagai walikota Kyiv, dan saya memberi tahu orang-orang, warga, saya memberi tahu semua orang (itu)," ungkapnya.
Diketahui, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan sedikitnya 596 warga sipil telah tewas sejak invasi Rusia dimulai pada 24 Februari, tetapi diyakini jumlah korban sebenarnya jauh lebih tinggi karena belum dapat menguatkan laporan dari daerah-daerah di mana permusuhan berlanjut.
Sementara, Rusia telah membantah menargetkan warga sipil, menggambarkan tindakannya sebagai operasi khusus untuk demiliterisasi dan denazifikasi. Adapun Ukraina dan sekutu Barat menyebut ini sebagai dalih tak berdasar untuk perang pilihan.