Jokowi Ungkap Alasan Pilih Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara Jadi Lokasi IKN Nusantara
Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang berada di sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kertanegara karena berada di titik paling tengah wilayah Indonesia.

Alasan inilah yang membuat kawasan di dua kabupaten tersebut dipilih untuk pembangunan ibu kota negara baru.

"Diputuskan di Kalimantan Timur di Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara karena ini memang menjadi titik yang paling tengah kalau kita ambil dari barat, timur, utara, selatan," kata Jokowi seperti dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, 15 Maret.

"Tengahnya di sini (lokasi IKN Nusantara, red)," imbuhnya.

Pada kesempatan itu, Jokowi juga sempat menjelaskan tahapan pemilihan lokasi IKN. Kata dia, proses ini sudah dilakukan sejak 2014 lalu atau saat dirinya menjabat sebagai presiden pada periode pertama.

Jokowi mengatakan saat itu, dirinya memerintahkan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk melakukan kajian. Langkah ini diambil karena berkaca dari sejumlah pendahulunya, seperti Presiden Pertama RI Soekarno dan Presiden ke-2 RI Soeharto sebenarnya pernah punya rencana yang sama meskipun gagal.

Begitu juga Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono pernah punya rencana serupa tapi baru melakukan kajian. "Di 2014 saya perintahkan saat itu kepada Kepala Bappenas untuk membuka dan melakukan kajian lagi," ujar eks Gubernur DKI Jakarta.

Dari kajian ini, sebenarnya ada tiga lokasi yang dianggap tepat untuk ibu kota negara yang baru hingga akhirnya terpilih Kalimantan Timur. Langkah ini diambil selain karena wilayah ini menjadi titik tengah tapi juga karena ketersediaan lahan.

Tak hanya itu, Jokowi juga menyebut perpindahan ibu kota negara ini penting dilakukan guna pemerataan. Sebab, selama ini, pembangunan hingga perputaran ekonomi semuanya terpusat di Jakarta.

"Kita memiliki 17 ribu pulau yang 56 persennya ada di Jawa, 156 juta populasi ada di Pulau Jawa padahal kita punya 17 ribu pulau," tegasnya.

"Kemudian PDB ekonomi, perputaran ekonominya 58 persen ada di Jawa, khususnya di Jakarta. Artinya apa? Magnet ada di Pulau Jawa dan Jakarta, oleh sebab itu harus ada magnet yang lain sehingga dari 17 ribu pulau tidak melulu ke Jawa sehingga beban Pulau Jawa dan Jakarta tidak semakin berat. Jadi dimulai dari sana pemerataan dan keadilan," pungkas Jokowi.