Bagikan:

JAKARTA - Tanah dari kawasan Kampung Akuarium, Jakarta Utara dibawa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk digunakan sebagai seremoni simbol persatuan seluruh gubernur di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. PDIP kritik keras.

Ada banyak alasan kenapa PDIP harus bersikap mengenai pemilihan sampel tanah yang dibawa Anies. Mereka mempertanyakan alasan gubernur.

Kata Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono, sampel tanah yang diambil Anies tak tepat. Di lokasi itu, program penataan pemukiman Kampung Akuarium yang dilakukan Anies hanya seolah-olah berpihak pada rakyat kecil.

Padahal, ada masalah di baliknya. Gembong menyebut tentang Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Rencana Detail dan Tata Ruang (RDTR) dan Zonasi.

Dalam aturan tersebut, kawasan Kampung Akuarium berada di atas lahan zona merah atau zona pemerintahan. Lagipula, di sana ditemukan bangunan bersejarah. Karenanya, Gembong menilai zona pemerintahan tak boleh dibangun pemukiman mengingat adanya temuan bangunan sejarah di sana.

"Dulu itu pemukiman warga, sempat dilakukan penggusuran dan dikembalikan kepada fungsi semula, yaitu untuk heritage. Lah, sekarang disulap kembali dijadikan hunian dengan harapan supaya keberpihakan Anies ke rakyat, seolah olah kan begitu. Padahal berpihak, tapi melanggar aturan," kata Gembong saat dihubungi, Senin, 14 Maret.

Harapan Gembong, polemik yang ada di Kampung Akuarium selama masa kepemimpinan Anies di Jakarta tak terjadi saat pembangunan IKN nanti.

"Jangan sampai nanti IKN terbawa kepada psikologi seperti itu, seolah-olah berpihak tapi melanggar aturan, kan enggak boleh juga. IKN jangan sampai bawa bawa faktor psikologis seperti itu," ucap Gembong.

Sebagai informasi, Anies berangkat ke IKN membawa tanah yang diambil dari Kampung Akuarium. Anies beralasan mengambil tanah dari kawasan Kampung Akuarium itu karena menghadirkan harapan pembangunan kota baru yang akan dijadikan ibu kota ini tidak memarjinalkan rakyat kecil.

Ia berharap pembangunan IKN nantinya akan memberikan kemajuan dan kebahagiaan bagi semua khususnya rakyat kebanyakan.

Tanah yang diantarkan ke lahan yang akan dibangun kota baru dan menjadi ibu kota negara itu, kata dia, diharapkan jadi kota yang mencerminkan cita-cita mendasar Republik Indonesia.

"Kembalinya kehidupan masyarakat di Kampung Akuarium menjadi simbol atas kembalinya cita-cita dasar pendirian Republik Indonesia yaitu melindungi setiap tumpah darah dan untuk menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," kata Anies dalam akun Instagram @aniesbaswedan.