JAKARTA - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Marsudi Syuhud menegaskan pemindahan ibu kota negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan Timur merupakan kebijakan untuk kemaslahatan umat.
"Dari 258 juta penduduk Indonesia pasti ada yang berpikir berbeda dengan pikiran kita. Tapi bagi saya, karena tugas negara adalah termasuk membangun. Sesungguhnya urusan negara dalam hal membangun untuk saat ini adalah merupakan keharusan," kata Marsudi dalam keterangan tertulis di Jakarta, dilansir Antara, Jumat.
Ia mengatakan tidak semua masyarakat dapat menyetujui keputusan pemerintah tersebut karena berbagai macam pertimbangan. Namun di sisi lain, pemerintah telah memikirkan berbagai macam aspek sebelum memutuskan memindahkan IKN.
Marsudi menjelaskan secara garis besar ada dua hal utama dalam pembangunan, pertama, yakni membangun untuk memakmurkan daerah dan membangun perekonomian.
"Misalnya, IKN Nusantara tujuannya untuk membangun dan pemertaan ekonomi, minimal masyarakat akan meningkat ekonominya, dan ada pemerataan penduduk. Jadi tidak hanya terpusat di Jawa," jelasnya.
Untuk yang kedua, lanjut Marsudi, penetapan Kalimantan sebagai IKN sudah tepat lantaran berada di tengah wilayah Indonesia. Secara geografis, Kalimantan cenderung aman dari potensi gempa bumi dan gunung meletus.
"Satu-satunya pulau yang tidak ada lempeng bumi dan lorong magma adalah Kalimantan. Maka ini ketika kita akan membangun yang tujuannya kemaslahatan penduduk, ini menurut saya tepat," katanya.
BACA JUGA:
Marsudi menjelaskan konsep perpindahan telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW yang hijrah dari Mekkah ke Madinah. Saat itu Rasulullah membangun Madinah untuk dirinya dan para sahabat tanpa melupakan Mekkah yang merupakan tanah kelahirannya.
"Itu artinya, sebagai bangsa Indonesia harus mencintai daerah DKI Jakarta dan mencintai daerah Kalimantan yang menjadi IKN baru. Hal ini telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW," kata Marsudi.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo melantik Kepala dan Wakil Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (10/3) petang.