Bagikan:

JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengungkapkan pemerintah memilih jalan kesejahteraan untuk menyelesaikan masalah kekerasan di Papua.

"Kita tetap mengutamakan kesejahteraan tapi masalah pengamanan kita juga pada tahapan defensif, tapi defensif yang dinamis tidak statis," kata Wapres Ma'ruf Amin di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Antara, Jumat, 11 Maret.

Terbaru, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menyerang seorang pedulang emas hingga tewas di Kabupaten Yahukimo pada Senin, 7 Maret lalu dan seorang tukang bangunan sehingga mengalami luka di bagian leher di Kabupaten Intan Jaya di hari berikutnya.

Sebelumnya juga terjadi penyerangan terhadap para pegawai PT. Palapa Ring Timur Telematika di Tower B3 Kampung Jenggeran, distrik Beoga, kabupaten Puncak, provinsi Papua pada 2 Maret 2022.

Gerombolan KKB yang berjumlah sekitar 10 orang masuk ke kamp dengan membawa alat-alat tajam seperti parang, kapak, bahkan menenteng senjata api lalu membunuh delapan karyawan PTT yang sedang tertidur lelap yaitu Bona Simanulang, Renal Tentua Tagasye, Bili Galdi Balion, Jamaludin, Sharil Nurdiansyah, Eko Septiansyah, Bebei Tabuni dan Ibo.

Satu korban selamat atas nama Nelson Sarira sudah berhasil dievakuasi ke Timika pada Sabtu siang oleh Tim Operasi Damai Cartenz.

"Yang kita harus pentingkan bagaimana tidak ada korban. Tidak ofensif tapi tidak terjadi korban. Kita lakukan langkah-langkah perlindungan terhadap masyarakat supaya tidak terjadi lagi ini," ungkap Wapres.

Wapres menyebut pemerintah juga sudah membangun dialog dengan berbagai pihak.

"Kita sudah dialog semua kalangan untuk menyelesaikan permasalahan tapi (cara) kita adalah kesejahteraan, bagaimana agar masyarakat Papua sejahtera dan langkah kedua bagaimana masyarakat aman, tidak terjadi lagi seperti kemarin itu, akan ada langkah-langkah berikutnya," tambah Wapres.

Dari data yang telah diolah oleh Kantor Staf Presiden menunjukkan sepanjang Januari hingga awal Maret 2022 tercatat setidaknya ada 7 dugaan tindak pidana yang dilakukan KKB di beberapa distrik di provinsi Papua.

Kejadian-kejadian tersebut memakan total 18 korban dengan rincian 13 korban yang meninggal dunia dan 5 korban yang mengalami luka-luka, korban mencakup anggota TNI dan masyarakat sipil.