Airlangga Hartarto: 14.000 Pasien OTG COVID-19 Siap Ditampung di 3.700 Kamar Hotel
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. (Foto: Twitter @airlangga_hrt)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah terus berupaya untuk menyediakan fasilitas kesehatan bagi para pasien positif COVID-19. Khususnya, untuk yang bergejala ringan atau orang tanpa gejala (OTG).

Pemerintah memang tengah kerja keras menambah ruang-ruang isolasi mandiri untuk para pasien OTG. Salah satunya, bekerjasama dengan pengelola hotel bintang II dan II di DKI Jakarta untuk menggunakan kamar-kamarnya sebagai tempat isolasi.

Selain itu, kata Airlangga, pemerintah juga sudah menyediakan flat isolasi mandiri di Tower 5 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat.

"Pemanfaatan hotel bintang II dan III yang kemarin diumumkan Menparekraf. Ini menambah kapasitas 14.000 pasien untuk dua minggu," katanya, dalam konferensi pers virtual, Jumat, 18 September.

Pemerintah, kata Airlangga, juga telah melakukan peningkatan kapasitas rumah sakit (RS) rujukan dan non-rujukan. Khusus untuk wilayah DKI Jakarta, Airlangga mengatakan, keterisian di beberapa rumah sakit juga diantisipasi dengan penambahan dari fasilitas yang ada.

"Di provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Bali, Sumatera Utara ini membutuhkan potensi tambahan hotel dan ini sudah diisi dengan fasilitas yang diberikan oleh hotel bintang II atau III," katanya.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PHRI Maulana Yusran mengatakan, sudah ada 27 hotel yang siap digunakan untuk tempat isolasi mandiri pasien OTG. Total mencapai 3.700 kamar. Namun, tidak menutup kemungkinan jumlah hotel akan bertambah, karena pihaknya juga akan melakukan koordinasi internal.

"Kami sudah mempersiapkan khusus untuk DKI karena yang paling urgent. Jadi kalau pemerintah mengatakan butuh sekitar 3.000 saya rasa sudah cukup," ucapnya, dalam konferensi pers secara virtual, di Graha BNPB, Jakarta, Jumat, 18 September.

Maulana mengatakan, salah satu syarat yang diminta pemerintah adalah hotel-hotel tersebut adalah sebarannya berada di lima wilayah Ibu Kota yaitu Barat, Timur, Utara, Selatan dan Pusat.

"Syarat itu sudah bisa terpenuhi saat ini. Tinggal nanti kan kami tinggal menunggu apalagi yang menjadi permintaan dari pemerintah tersebut," katanya.

Menurut Maulana, hotel-hotel yang tersedia tidak lantas akan diambil semua oleh pemerintah. Sebab, pemerintah akan melihat tingkat okupansi atau keterisian Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet, Kemayoran.

"Karena begini, hotel-hotel ini kan nanti bukan serta merta langsung diambil semua. Tapi bertahap. Jadi kami kemarin usulkan, kami pakai limit, kalau Wisma Atlet sudah 80 persen baru kami ambil," jelasnya.

Adapun rinciannya yaitu:

1. Jakarta pusat sebanyak 1.605 kamar dari 11 hotel. Berikut nama hotelnya:

- Maxone Sabang

- Oria Hotel

- Redplanet Jakarta

- Losari Hotel

- Night and Day Roxy

- Maxone Kramat

- Yellow Hotel Harmoni

- Paragon Wahid Hasyim

- Ustay Mangga Besar

- Oasis Amir Hotel

- Trinity Hotel

2. Jakarta Selatan sebanyak 5 hotel dengan total 557 kamar. Berikut nama hotelnya:

- Pomelotel Kuningan

- POP Hotel Tebet

- Sofyan Hotel

- Kuritakeso Kemang

- GP Mega Kuningan

3. Jakarta Timur sebanyak 4 hotel dengan total 587 kamar yaitu:

- Maxone Pemuda

- Ibis cawang

- Teraskita Jakarta

- Balairung Hotel

4. Jakarta Barat dengan 5 hotel dan total 602 kamar. Berikut nama-nama hotelnya:

- Maxone Signature glodok

- Royal Palm Cengkareng

- Night and Day Bandengan

- Hotel Agusta

- Fave Hotel LTC Glodok

5. Jakarta Utara 2 hotel dengan total 360 kamar. Berikut daftarnya:

- Pop Hotel Kelapa Gading

- Zia Sanno Pluit