JAKARTA - Terlibat aktif di media sosial baik Twitter dan Instagram membuat nama Denny Siregar melambung. Cuitannya singkat, narasinya mudah dipahami dan mampu memberikan jawaban atas beberapa hal yang tengah diperhatikan oleh publik.
Mulai dari masalah sosial, politik hingga ekonomi turut dianalisa dengan tajam oleh Denny. Mayoritas cuitan dari pegiat media sosial ini disebut-sebut sebagai narasi pembelaan terhadap pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Dalam podcast dengan Deddy Corbuzier beberapa waktu lalu, Denny sendiri membantah kalau dirinya berkiblat dengan pemerintahan. Secara diplomatis Denny menyebutkan, kalau ada kebijakan yang salah atau keliru dari Jokowi, maka 'jempolnya' bisa melontarkan kritik.
Seringkali sikap dari Denny yang mayoritas mendukung pemerintahan dikritik sebagai upaya mendapatkan 'kue' BUMN. Sebagaimana nasib dari beberapa pendukung pemerintahan atau relawan yang kini duduk di BUMN.
Lewat cuitannya di Twitter, Denny menjawab kritik tersebut. Menurutnya, bila menginginkan jabatan di BUMN maka sudah sejak lama dia bergabung. Sayangnya, jabatan itu tidak menarik untuk Denny.
BACA JUGA:
"Kalo pengen jadi Komisaris mah sudah sejak periode pertama. Tapi ya gitulah, gua bukan org yg suka ada di organisasi apalagi harus nurut perintah," cuit Denny, @Dennysiregar7 dikutip Senin, 7 Maret.
Menurut Denny, hidup bebas sebagai penulis atau menggarap film jauh lebih menjanjikan ketimbang di BUMN. Kenapa? kerena bebas menggunakan sendal kemana-mana.
"Enak gini. Bebas. Nulis, bikin film, ga perlu pake sepatu, sendal kemana2. Emang ada yg mo terima gua pake sendal ke kantor?" cuit Denny.