Bagikan:

PALU - Banyak warga Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) yang terpapar COVID-19 dan menjalani isolasi mandiri (Isoman) di rumah menolak pemberian bantuan sembako dari pemerintah setempat.

Kepala Seksi Bencana Alam Dinas Sosial Kota Palu Muhammad Aswar menerangkan, ada beberapa alasan warga terpapar COVID-19 yang menjalani isoman menolak bantuan pemerintah. Meskipun bantuan itu diberikan tanpa syarat apapun.

"Mereka malu jika petugas yang membawakan bantuan sembako datang ke rumah, orang-orang di sekitar tempat tinggal itu akan tahu kalau mereka terpapar COVID-19. Khawatir mereka akan dijauhi dan dikucilkan. Maka dari itu mereka memilih tidak menerima sembako sehingga tidak ada satupun orang-orang di dekat rumahnya yang tahu," katanya di Kota Palu, Antara, Senin, 7 Maret.

Selain itu, lanjutnya, banyak warga terpapar COVID-19 yang menjalani isoman menolak karena menganggap dirinya masih mampu membeli sembako untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari selama isoman.

"Mereka bilang berikan kepada orang-orang kurang mampu yang lebih membutuhkan. Mereka masih mampu," ujarnya.

Azwar mengatakan, Dinsos Kota Palu setiap hari menyalurkan paket sembako kepada warga terpapar COVID-19. Data warga yang terpapar COVID-19 diperoleh dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palu.

Setiap hari Dinsos Kota Palu menyalurkan bantuan kepada 50 warga terpapar COVID-19 yang menjalani isoman. Paket sembako tersebut berisi antara lain beras, susu dan ikan sarden kaleng.

"Bantuan sembako tersebut kami berikan melalui anggota keluarga warga yang terpapar. Kami juga bekerja sama dengan pihak kelurahan dan rukun tetangga (RT) serta rukun warga (RW)," tambahnya.

Berdasarkan data Pusat Data dan Informasi (Pusdatina) COVID-19 Provinsi Sulteng, hingga Minggu, 6 Maret sebanyak 1.082 orang di Kota Palu terpapar COVID-19.

Mereka saat ini menjalani isolasi secara mandiri, di rumah sakit maupun di pusat isolasi terpadu yang disiapkan oleh pemerintah daerah bekerja sama dengan pihak rumah sakit.