Bagikan:

JAKARTA - Pihak berwenang Prancis menyita empat kapal kargo dan satu superyacht mewah yang terkait dengan oligarki, ketika Amerika Serikat dan pemerintah lainnya meningkatkan sanksi terhadap Konglomerat Rusia pada Hari Kamis atas invasi Moskow ke Ukraina.

Pejabat bea cukai menyita yacht bos Rosneft Igor Sechin, yang termasuk dalam daftar sanksi AS dan Uni Eropa, sebelum berusaha melarikan diri dari pelabuhan Riviera Prancis, kata menteri keuangan Prancis.

Setidaknya lima superyacht lain milik miliarder Rusia berlabuh atau berlayar di Maladewa, negara kepulauan di Samudra Hindia tanpa perjanjian ekstradisi dengan Amerika Serikat, menurut data pelacakan kapal.

Washington, Uni Eropa dan lainnya mengatakan mereka akan menargetkan aset oligarki, yang telah mengumpulkan kekayaan dan pengaruh politik di bawah Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dalam sebuah pernyataan, Rosneft menolak mengomentari langkah Prancis tersebut, dengan mengatakan, Sechin tidak mengetahui perusahaan mana pun yang terkait dengannya memiliki kapal pesiar tersebut.

Pada Hari Kamis, Amerika Serikat memberlakukan sanksi pemblokiran penuh terhadap delapan oligarki dan pejabat lainnya, serta beberapa perusahaan dan anggota keluarga mereka, atas invasi, yang oleh Presiden Putin disebut sebagai 'operasi khusus' di Ukraina.

"Kami ingin dia (Putin) merasakan tekanan, kami ingin orang-orang di sekitarnya merasakan tekanan," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki kepada wartawan, seperti melansir Reuters 4 Maret.

superyacht dilbar
Superyacht Dilbar. (Wikimedia/Commons Axou)

Sementara itu, seorang pejabat Prancis mengatakan sebanyak 510 orang bisa menjadi sasaran pembekuan aset di sana.

Di Jerman, kapal pesiar mewah senilai hampir 600 juta dolar AS milik miliarder Rusia Alisher Usmanov, yang juga masuk daftar sanksi Uni Eropa, sedang sandar di galangan kapal Hamburg. Seorang juru bicara otoritas ekonomi Hamburg mengatakan, tidak ada rencana kapal pesiar itu akan dikirimkan kepada pemiliknya, tanpa memberikan perincian lebih lanjut.

Dia membantah bahwa pemerintah telah menyita superyacht Dilbar yang tingginya lebih dari 500 kaki (150 meter). Adapun Forbes telah melaporkan pada Hari Rabu, Dilbar telah menjalani reparasi di galangan kapal Blohm + Voss dan bahwa pemerintah Jerman telah membekukan aset tersebut.

Meskipun dia tidak menjadi sasaran sanksi Inggris, miliarder Rusia Roman Abramovich mengatakan pada Hari Rabu, dia akan menjual Chelsea Football Club dan berjanji untuk menyumbangkan uang dari penjualan tersebut untuk membantu para korban perang di Ukraina.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss bersumpah 'tidak ada tempat bagi kroni Presiden Putin untuk bersembunyi.' Menlu Truss mengatakan Inggris sedang mengerjakan daftar individu lebih lanjut, di tengah kritik pemerintah Perdana Menteri Boris Johnson terlalu lama menargetkan individu yang terkait dengan Putin yang memiliki rumah dan aset lain di negara itu.

Sebuah sumber pemerintah mengatakan, Inggris dapat mengubah undang-undang agar lebih mudah menjatuhkan sanksi.

Uni Eropa (UE), Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris mengumpulkan upaya untuk memeriksa bagaimana oligarki dapat menemukan cara untuk melewati sanksi dan juga untuk menetapkan peran perusahaan perwalian dalam memegang aset, kata seorang pejabat UE pada Hari Kamis.

Gugus tugas ini akan bertujuan untuk menutup celah yang terlihat, kata pejabat itu.

"Terima kasih kepada petugas bea cukai Prancis yang memberlakukan sanksi Uni Eropa terhadap mereka yang dekat dengan pemerintah Rusia," ujar Menteri Keuangan Bruno Le Maire pada Hari Kamis setelah bea cukai Prancis menyita Amore Vero (Cinta Sejati) setinggi 88 meter (190 kaki) sebelum meninggalkan pelabuhan.

Superyacht itu disita di pelabuhan Riviera La Ciotat dan milik perusahaan yang pemegang saham utamanya adalah kepala Rosneft Sechin, sekutu dekat Putin, kata kementerian keuangan.

Amore Vero tiba pada 3 Januari dan dijadwalkan tinggal sampai 1 April untuk perbaikan, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa pada Rabu petugas bea cukai telah mencatat bahwa kapal pesiar itu "mengambil langkah-langkah untuk segera berlayar, tanpa pekerjaan perbaikan sudah berakhir".

Otoritas bea cukai Prancis sejauh ini telah menyita empat kapal kargo yang terkait dengan kekayaan oligarki Rusia, kata pejabat kementerian keuangan Prancis lainnya.

Secara total, 510 orang atau entitas dapat dikenakan pembekuan aset di Prancis, tambah pejabat itu, yang berbicara kepada wartawan dengan syarat anonim.

Sementara itu, setidaknya lima superyacht milik miliarder Rusia tampaknya telah menemukan tempat berlindung sementara di Maladewa, tujuan liburan mewah. Miliarder berada dalam daftar sanksi yang ada atau menghadapi panggilan untuk ditambahkan.

Superyacht Clio, yang dimiliki oleh Oleg Deripaska, pendiri raksasa aluminium Rusal yang disetujui oleh Amerika Serikat pada tahun 2018, berlabuh di ibu kota Male pada Hari Rabu, menurut database pengiriman MarineTraffic.

Sementara Superyacht Titan, yang dimiliki oleh Alexander Abramov, salah satu pendiri produsen baja Rusia Evraz, tiba pada Hari Senin. Tiga kapal pesiar lagi milik oligarki Rusia terlihat berlayar di perairan Maladewa pada Rabu, data menunjukkan. Mereka termasuk Nirvana setinggi 88 meter (288 kaki) yang dimiliki oleh orang terkaya Rusia, Vladimir Potanin.

Sebagian besar kapal terakhir terlihat berlabuh di pelabuhan Timur Tengah. Terkait hal ini, seorang juru bicara Pemerintah Maladewa tidak menanggapi permintaan komentar.