Bagikan:

CIANJUR - Jalur Puncak-Cianjur, Jawa Barat, saat libur Nyepi, terpantau ramai lancar, tidak terlihat antrian kendaraan, namun puluhan petugas disiagakan di titik rawan macet, guna mengantisipasi lonjakan arus lalu lintas.

Pantauan Antara, sejak pagi hingga petang, volume kendaraan yang melintas di sepanjang jalur Puncak-Cianjur, mengalami peningkatan didominasi kendaraan dari luar kota bernopol ganjil dengan tujuan sejumlah tempat wisata di kawasan Cipanas. 

Tidak terlihat antrean panjang kendaraan seperti libur panjang akhir pekan, beberapa hari yang lalu.

Meningkatnya angka kunjungan saat libur Nyepi, terlihat di tempat wisata yang ada mulai dari Savilage-Puncak, Kebun Raya Cibodas dan Taman Bunga Nusantara, ratusan kendaraan terlihat di area parkir, mulai dari kendaraan pribadi hingga bus pariwisata. Termasuk area parkir rumah makan dan hotel, dipadati kendaraan bernopol luar kota.

"Kalau volume kendaraan yang melintas cukup padat, namun tidak sampai menyebabkan macet seperti libur panjang pekan lalu. Arus dari kedua arah lancar, hanya tersendat di jalan menuju tempat wisata seperti Puncak, Pertigaan Cibodas dan Hanjawar, " kata Kasat Lantas Polres Cianjur AKP Mangku Anom dikutip Antara, Kamis, 3 Maret.

Dia mengatakan puluhan petugas disiagakan di sejumlah titik rawan macet di kawasan Puncak-Cipanas, sebagai upaya antisipasi terjadinya lonjakan arus, terutama saat tempat wisata mulai tutup.

"Rekayasa arus akan dilakukan, namun sifatnya situasional. Kami akan berkoordinasi dengan Polres Bogor, sebelum melakukan sistem satu arah, ketika mulai terlihat antrian, namun perkiraan, arus lalu lintas pada libur Nyepi tidak setinggi libur panjang pekan lalu," katanya.

Sementara staf humas Kebun Raya Cibodas, Heri, mengatakan meski terlihat peningkatan kunjungan saat libur Hari Raya Nyepi, namun tidak setinggi libur sebelumnya. Wisatawan yang datang sejak pagi hingga sore, didominasi dari Jabodetabek, terlihat dari nopol kendaraan.

"Tingkat kunjungan masih tinggi, namun tidak setinggi minggu sebelumnya yang mencapai belasan ribu orang. Kami masih tetap menerapkan prokes ketat dan wisatawan yang datang wajib menujukan scan barcode di aplikasi Pedulilindungi. Untuk jumlah masih dibatasi 50 persen dari kapasitas," katanya.