JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Jakarta Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) melaporkan bibit Siklon Tropis 95S tumbuh di sekitar Samudera Hindia selatan Jawa sehingga memengaruhi terjadi hujan di Banten hingga Jateng.
Deputi Bidang Meteorologi Guswanto mengatakan dampak pertumbuhan bibit siklon tersebut memengaruhi potensi hujan berintensitas sedang hingga lebat di Provinsi Banten dan Jawa Tengah.
"Bibit Siklon Tropis 95S dapat memberikan dampak tidak langsung terhadap cuaca di Indonesia dalam 24 jam ke depan" ujarnya dikutip Antara, Rabu, 2 Maret.
Dia menjelaskan bibit Siklon Tropis 95S tumbuh di sekitar Samudera Hindia selatan Jawa, tepatnya di -10,9 Lintang Selatan dan 111,2 Bujur Timur, dengan kecepatan angin maksimum di sekitar pusat sistemnya mencapai 30 knot (56 km/jam) dan tekanan udara minimumnya mencapai 996.8 hPa.
"Peluang bibit siklon 95S dapat meningkat menjadi siklon tropis dalam periode 24 jam ke depan berada pada kategori sedang, dengan arah pergerakan ke arah tenggara menjauhi wilayah Indonesia," ujarnya.
Bibit siklon itu juga memengaruhi terbentuknya angin kencang di beberapa wilayah di Provinsi Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur.
Tinggi gelombang 1,25-2,5 meter di Laut Jawa, perairan utara Jawa, Laut Bali, Laut Sumbawa, Selat Bali-Lombok-Alas bagian utara.
Tinggi gelombang 2,5-4 meter di Selat Sunda bagian barat dan selatan, Samudera Hindia selatan Banten hingga Jawa Barat, perairan selatan Banten hingga Bali, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan/Samudera Hindia selatan Bali hingga NTB.
BACA JUGA:
Patut diwaspadai untuk tinggi gelombang 4,0- 6,0 meter di Samudra Hindia selatan Jawa Tengah hingga Jawa Timur.
Pihaknya terus melakukan pemantauan perkembangan potensi siklon tropis dan aktivitas dinamika atmosfer lainnya, beserta potensi dampak cuaca ekstrem.
Terkait dengan potensi cuaca ekstrem tersebut, masyarakat dihimbau untuk menghindari kegiatan pelayaran di wilayah perairan yang terdampak, menghindari daerah rentan mengalami bencana seperti lembah sungai, lereng rawan longsor, pohon yang mudah tumbang, tepi pantai, dan lainnya.
Selain itu, mewaspadai potensi dampak seperti banjir/bandang/banjir pesisir, tanah longsor dan banjir bandang terutama di daerah yang rentan.
Para pemangku kepentingan yang terkait kebencanaan untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait lainnya.