Bagikan:

PASAMAN BARAT - Sebanyak 23 ibu hamil terdata sebagai pengungsi yang ada di halaman Kantor Bupati Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar). Para ibu hamil ini tinggal bersama ratusan pengungsi lainnya. 

Oleh karena itu, pihak Dinas Kesehatan Pasaman Barat memberikan perhatian khusus terhadap kelompok rentan dengan mendirikan posko pemeriksaan ibu hamil.

"Posko pemeriksaan ini dibentuk untuk memantau kondisi ibu hamil yang ada di pengungsian, dan memberikan penanganan saat ada keluhan," kata Staf Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Pasaman Barat Iid Farlina di Simpang Empat, Antara, Rabu, 2 Maret.

Sejauh ini, berdasarkan pemantauan dan pendataan terhadap 23 ibu hamil di lokasi pengungsian, semuanya dalam keadaan sehat. "Sebelumnya berjumlah 24 orang, namun tadi siang ada satu yang sakit dan dirujuk ke rumah sakit," katanya.

Pihaknya hadir untuk memastikan kebutuhan dasar ibu hamil bisa terpenuhi, seperti makanan, susu, pakaian, obat-obatan, dan vitamin.

"Pelayanan terhadap ibu hamil berbeda dengan pasien umum sehingga harus dijadikan perhatian," katanya.

Para ibu hamil di lokasi pengungsian, lanjutnya, rentan terhadap infeksi dan penyakit lain.

Ia memisalkan saat bergabung di tenda dengan perokok.

Pelayanan kesehatan juga mengimbau agar ibu hamil di lokasi pengungsian rutin meminum air putih karena mengingat kondisi tenda darurat yang panas saat siang hari.

Selain ibu hamil, petugas posko juga mencatat di lokasi pengungsian halaman kantor bupati terdapat 28 bayi, 72 balita, dan dua ibu nifas.

"Tiga kelompok ini juga menjadi perhatian dan sasaran pelayanan kami di pos pemeriksaan," katanya.

Halaman kantor Bupati Pasaman Barat adalah titik utama lokasi pengungsian korban gempa di daerah setempat yang saat ini dihuni ribuan warga.