SURABAYA - Warga Surabaya, Jawa Timur, kini tak perlu lagi merogoh kocek untuk melakukan tes swab COVID-19. Pemkot Surabaya kini menyediakan laboratorium kesehatan untuk fasilitas swab gratis bagi warga Surabaya.
"Mungkin hanya kita saja yang punya laboratorium seperti ini untuk tingkat kota dan kabupaten, karena biasanya fasilutas ini di tingkat provinsi," kata Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) di Surabaya, Rabu, 16 September.
Risma berharap warga Surabaya yang sering keluar-masuk kota agar memeriksakan diri dengan mendatangi lab. Warga harus memastikan dirinya tidak terpapar COVID-19.
"Seperti para sopir atau pengusaha yang sering ke luar kota dan mungkin datangnya malam-malam, saya harap sebelum masuk rumah tes dulu di sini. Karena ini buka 24 jam nonstop, supaya kalau masuk ke rumahnya sudah dalam kondisi aman, kasihan keluarganya nanti kalau tertular, apalagi ini tesnya gratis untuk warga Kota Surabaya," kata Risma.
Namun bagi warga luar Surabaya atau bukan pemegang KTP Surabaya, harus merogoh kocek Rp120 ribu untuk menjalani tes swab COVID-19. Biaya ini sesuai Perda untuk biaya pemeriksaan.
"Meskipun peralatannya kami diberi BNPB dan swasta, tapi dalam Perda kami ada ketentuan biaya Rp120 ribu. Saya kira itu sudah sangat murah sekali," katanya.
BACA JUGA:
Laboratorium di Surabaya ini dapat memeriksa sampel 2.000-4.000 sampel setiap harinya. Hasilnya, bisa diketahui dalam waktu 2-3 hari.
Namun bagi warga Surabaya khususnya sopir dan pengusaha yang kerap keluar kota, maka difasilitasi swab gratis. Hasilnya bisa diketahui cepat dalam waktu 1-1,5 jam.
"Jadi, nanti kita akan sediakan yang hasilnya bisa ditunggu. Nah, kalau hasilnya negatif silakan pulang dengan tenang dan aman. Tapi kalau hasilnya positif, saran saya langsung ke Hotel Asrama Haji untuk melakukan isolasi. Apalagi di sana sudah ada dokternya, dan kalau ada komorbidnya akan langsung dibawa ke rumah sakit, tapi kalau tanpa gejala bisa di Asrama Haji itu," jelas Risma.
Risma berharap warga Surabaya bisa mengetahui informasi ini dan memanfaatkan laboratorium ini. Menurutnya, lebih baik mencegah penularan virus ini daripada harus mengobati orang yang sudah terkena virus ini.
"Saya berharap laboratorium ini bisa mencegah dan memutus mata rantai penyebaran virus ini. Mudah-mudahan ini bisa bermanfaatkan untuk siapa saja. Dengan adanya laboratorium ini, diharapkan penyakitnya tidak nambah, tapi diharapkan akan semakin turun," pungkasnya.