SURABAYA - DPRD Kota Surabaya memberikan catatan penting atas kinerja pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Armuji yang terhitung sudah satu tahun memimpin Kota Pahlawan, Jawa Timur.
Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono menyampaikan, ada tiga hal yang perlu digarisbawahi atas kinerja Eri-Armuji yakni dua hal apresiasi dan satu hal catatan untuk perbaikan ke depan.
"Pertama, setahun pertama Eri-Armuji menjabat, penanganan pandemi di Surabaya berjalan cukup baik," katanya dikutip Antara, Selasa, 1 Maret.
Menurut dia, gotong-royong seluruh kalangan mampu mengelola pandemi, dengan vaksinasi yang masif serta pelaksanaan 3T (testing, Tracing dan Treatment) yang baik. Eri-Armuji, lanjut dia, juga mampu menumbuhkan inisiatif kerelawanan sosial dengan menggandeng berbagai pihak untuk saling bantu di masa pandemi.
Kedua, Adi juga berpandangan, bahwa pemulihan ekonomi Surabaya sudah fokus terhadap pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Bahkan, kata dia, usaha mikro kecil menengah (UMKM) Surabaya terus didorong agar bertahan hidup, termasuk lewat inovasi berbasis digital seperti e-Peken. Apalagi sentra-sentra UMKM juga dihidupkan dan diberdayakan.
"Ketiga, sebagai catatan, saya berharap ke depan Pemkot Surabaya menaruh perhatian serius pada pengelolaan banjir dan upaya perlindungan sosial warga. Soal banjir, solusi terintegrasi dari hulu ke hilir harus dijalankan," ujarnya.
BACA JUGA:
Kemudian terkait perlindungan sosial, Adi juga mendorong pemkot agar upaya-upaya jemput bola harus rutin dilakukan kepada masyarakat miskin yang membutuhkan pertolongan, baik itu terkait warga sakit, putus sekolah, rumah tidak layak huni (rutilahu) dan sebagainya.
"Pola bottom up dalam strategi perlindungan sosial harus terus didorong dengan membuka ruang masukan warga seoptimal mungkin. Sehingga semua problem cepat teratasi dan tidak menjadi bom waktu," katanya.
Bagi dia, soal perlindungan sosial tersebut harus menjadi atensi yang ke depan diharapkan dapat segera diselesaikan oleh Eri Cahyadi-Armuji.
"Karena pandemi ini sejak 2020 ke 2021, Surabaya mengalami kenaikan angka kemiskinan dari 5,02 persen menjadi 5,23 persen atau naik 0,21 persen, dengan total jumlah penduduk miskin 152.000," katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya A.H. Thony berpandangan, bahwa Eri Cahyadi-Armuji mampu mengubah masa transisi pemerintahan dengan smooth dari para pemimpin sebelumnya.
Masa transisi itu, kata dia, diawali dengan penetapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Surabaya yang visioner dan mencakup kepentingan lebih besar.
"Secara lengkap RPJMD ini memang dibutuhkan waktu lama, tidak bisa dijadikan ukuran dalam kurun satu tahun. Namun kami sebagai wakil ketua melihat kepemimpinan Eri-Armuji cukup bagus, karena banyak target-target yang sudah dilakukan mendekati kepada progres yang sudah dilaksanakan pada masa-masa sebelumnya," ujarnya.
Misalnya, dia menyebut, target setahun mengenai pemulihan ekonomi dan pemulihan kesehatan masyarakat di tengah pandemi COVID-19. Kedua target pada sektor tersebut, dinilainya telah mampu dilampaui Eri Cahyadi-Armuji dengan baik.
"Tapi di sisi lain, memang ada beberapa tantangan yang ke depan harus diselesaikan, salah satunya soal penyelesaian pemetaan data Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)," katanya.
Meski begitu, dia menilai, di masa kepemimpinan Eri-Armuji, Pemkot Surabaya berani memaparkan masalah itu secara terbuka dan terang. Hal tersebut menjadikan persoalan lebih jelas mana sasaran yang menjadi prioritas untuk diselesaikan.
"Dengan tidak adanya sesuatu permasalahan MBR yang disembunyikan, ini menjadikan kita bisa membidik lebih jelas. Bahwa yang diselesaikan dari mana dulu hulunya dan hilirnya ke mana," katanya.