Bagikan:

JAKARTA - Kebakaran hutan di utara Argentina memaksa spesies satwa liar lokal termasuk kapibara, rusa rawa dan trenggiling untuk mencoba melarikan diri, kehilangan tempat tinggal dengan banyak hewan terbunuh atau terluka ketika mencoba melarikan diri saat api menyebar.

Kebakaran di Provinsi Corrientes, yang berbatasan dengan Paraguay, telah menghanguskan hampir 900.000 hektar hutan dan padang rumput, sekitar 12 persen dari wilayah tersebut, termasuk menghancurkan habitat di lahan basah Iberá Park yang beraneka ragam.

"Ada sektor-sektor Iberá di mana hewan telah terperangkap," kata Sofía Heinonen, direktur eksekutif Rewilding Argentina, sebuah yayasan yang bekerja untuk melindungi spesies yang berisiko, seperti melansir Reuters 24 Februari.

"Mereka biasanya memiliki air sebagai tempat perlindungan, mereka selalu memiliki pegunungan, tetapi dalam kasus ini kekeringan yang luar biasa baru-baru ini telah menyebabkan banyak jurang, banyak laguna dan sebagian besar pegunungan menjadi kering," terang Heinonen.

Gambar menunjukkan buaya, kapibara dan rusa rawa melarikan diri dari api, dengan beberapa terbakar. Heinonen mengatakan yayasan tersebut, yang telah memperkenalkan kembali hewan ke alam liar di Iberá, telah menemukan jaguar dan spesies burung hidup dan membawa mereka kembali ke pusatnya.

Di tengah periode kekeringan yang berkepanjangan, petugas pemadam kebakaran telah memerangi kobaran api selama sekitar dua bulan, yang telah menyebabkan jutaan dolar kerusakan pada lahan peternakan dan bisnis pertanian, serta membahayakan kehidupan tanaman dan hewan.

kapibara
Ilustrasi kapibara di Argentina. (Wikimedia Commons/Meltryth)

"Banyak hewan yang melarikan diri dari kebakaran ditabrak kendaraan, yang lain terbakar atau mengalami masalah pernapasan," ungkap Eric Pelozo, penanggung jawab rehabilitasi di Pusat Konservasi Aguará, yang membantu merawat hewan dari Ibera.

Dia mengatakan beberapa spesies seperti kapibara dan rusa lebih cepat, membantu mereka melarikan diri. Sementara ular dan trenggiling lebih berisiko. Banyak hewan, tambahnya, akan "tidak punya tempat untuk kembali setelah api padam."

"Kami baru memulai dengan kerja keras apa itu penyelamatan hewan yang terbakar atau terluka, baik secara langsung maupun tidak langsung akibat dampak kebakaran tersebut," tukasnya.

Heinonen, seorang ahli biologi, mengatakan hujan pada akhirnya akan membantu memulihkan tanah, dengan pemulihan padang rumput lebih cepat sementara sebagian besar hutan yang terbakar akan memakan waktu lebih lama.

Sebuah laporan PBB beberapa waktu lalu mengatakan, jumlah kebakaran hutan ekstrem diperkirakan akan meningkat 30 persen dalam 28 tahun ke depan, dengan perubahan iklim memicu kekeringan dan petani membuka hutan, sesuatu yang disepakati Heinonen menghantam Corrientes.

"Apa yang terjadi sekarang sangat luar biasa," kata Heinonen, mengutip dampak pola iklim seperti La Niña, yang biasanya menyebabkan turunnya curah hujan di bagian-bagian penting negara Amerika Selatan itu.

"Kami menghadapi peristiwa berdimensi besar yang belum pernah terlihat sebelumnya dan kami memahami bahwa akibat pemanasan global planet ini menderita," pungkasnya.