Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, mengklaim usulan Pemilu 2024 diundur satu hingga dua tahun mendapat dukungan dari banyak orang.

Hal tersebut, kata dia, mengacu pada analisa big data perbincangan yang ada di media sosial. Cak Imin menjelaskan, dari 100 juta subjek akun di media sosial, sebanyak 60 persen mendukung penundaan pemilu sementara 40 persen menolak.

Menurutnya, pengambilan sikap bergeser dari sebelumnya mengacu pada survei, kini beralih pada big data.

"Big data mulai jadi referensi kebijakan dalam mengambil keputusan," ujar Cak Imin dalam keterangannya, Minggu, 27 Februari.

Dikatakannya, perubahan data terjadi karena survei hanya memotret suara responden pada kisaran 1.200-1.500 orang saja. Sementara responden big data, kata dia, bisa mencapai 100 juta orang.

"Pro kontra pilihan kebijakan ini akan terus terjadi seiring memanasnya kompetisi dan persaingan menuju 2024," ucapnya.

Wakil Ketua DPR itu mengakui, temuan big data tersebut berbeda dengan temuan hasil survei yang kebanyakan menyatakan tidak setuju dengan wacana penundaan pemilu atau penambahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode. Tapi fakta politik survei terbaru, ucap Cak Imin, menunjukkan kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi tinggi yaitu 73 persen.

"Di atas 60 persen itu disebut tinggi. Tapi tidak beriringan dengan persetujuan penundaan pemilu, sekitar 60 persen tidak setuju dan 40 persen mendukung," jelasnya.

Oleh karena itu, Cak Imin tidak mempermasalahkan jika ada pihak-pihak yang menolak atas usulan tersebut. Sebab kata dia, semua tergantung presiden dan para pemimpin partai politik.