Rusia Kembali Umumkan Penarikan Pasukan, Menlu Lavrov Sebut Latihan Militer Selesai Sesuai Jadwal
Konvoi artileri gerak sendiri Unit Tentara ke-49 Distrik Militer Selatan Rusia tiba di markas usai mengikuti latihan di dekat perbatasan Ukraina. (Sumber: Kementerian Pertahanan Rusia)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pertahanan Rusia kembali mengumumkan penarikan pasukannya dari dekat perbatasan Ukraina usai mengikuti latihan militer, dengan Menteri Luar Negeri menyebut latihan akan berakhir sesuai jadwal yang ditentukan.

Kementerian Pertahanan Rusia dalam keterangan di situs kementerian menyebut, Unit Distrik Militer Selatan (SMD) yang telah menyelesaikan partisipasi dalam latihan taktis di Semenanjung Krimea, telah ditarik kembali ke penempatan permanen dengan menggunakan kereta api

"Kereta tersebut mengangkut tank, kendaraan tempur infanteri, hingga artileri gerak sendiri, melintasi jembatan Krimea di atas Selat Korch," sebut Kementerian Pertahanan Rusia dalam situsnya seperti dikutip 17 Februari.

"Setibanya di unit militer, peralatan militer akan diservis dan disiapkan untuk pelatihan tempur tahap selanjutnya," sambung pihak kementerian.

Diketahui, unit-unit distrik militer Selatan dan Barat, setelah menyelesaikan tugas mereka, telah mulai melakukan loading ke kereta api dan transportasi jalan, untuk kembali ke garnisun masing-masing. Sementara unit terpisah akan berbaris sebagai bagian dari konvoi militer.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pihaknya akan mengakhiri latihan militer bersama Belarusia pada 20 Februari mendatang, seperti jadwal yang direncanakan, menepis kekhawatiran Barat jika pasukan Rusia akan berada di Belarusia untuk waktu yang lebih lama, melansir Reuters 17 Februari.

Terpisah, kantor berita RIA mengutip juru bicara Kremlin Dmitry Peskov yang mengatakan, masalah perpanjangan masa tinggal pasukan Rusia di Belarus tidak ada dalam agenda.

Untuk diketahui, latihan militer di Belarus telah menambah kekhawatiran Barat tentang kemungkinan invasi Rusia ke negara tetangga Ukraina. Moskow sendiri membantah merencanakan serangan semacam itu.