KEDIRI - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 di Kota Kediri, Jawa Timur, belum mengizinkan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah sehingga saat ini masih menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau sekolah daring.
"Di Kota Kediri masih level tiga dan memang kasusnya lagi banyak terkonfirmasi dari luar kota. Jadi, saat ini masih PJJ," kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Kediri dokter Fauzan Adima di Kediri, Senin 14 Februari.
Ia menambahkan Satgas Penanganan COVID-19 Kota Kediri segera berkirim surat resmi ke Dinas Pendidikan Kota Kediri terkait dengan kebijakan pembelajaran jarak jauh lanjutan ini. Di Kota Kediri, PJJ sudah diterapkan satu pekan sebelumnya dan akan dievaluasi satu pekan selanjutnya.
"Nanti dinas pendidikan yang akan meneruskan informasi terkait dengan pembelajaran jarak jauh di Kota Kediri," kata dia.
Lebih lanjut, Fauzan mengatakan pihaknya juga saat ini gencar mengimbau masyarakat ikut vaksinasi ketiga atau booster. Saat ini, capaian vaksinasi ketiga masih sekitar 10 persen sehingga diharapkan bisa lebih intensif lagi.
BACA JUGA:
Pihaknya juga meminta masyarakat lebih intensif lagi menerapkan protokol kesehatan, sebagai salah satu upaya mencegah penyebaran virus tersebut.
"Yang sudah vaksin booster itu masih sekitar 10 persen. Kami juga imbau masyarakat untuk lebih disiplin protokol kesehatan," kata dia.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Siswanto menambahkan hingga kini memang belum ada keputusan untuk pembelajaran tatap muka sehingga saat ini masih menerapkan pembelajaran jarak jauh.
Program ini berlaku mulai tingkat play group hingga SMA, sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
"Kalau untuk PTM masih menunggu keputusan dari Satgas COVID-19 Kota Kediri. Untuk saat ini masih PJJ," kata Siswanto.
Pihaknya juga telah meminta kepada seluruh sekolah untuk melakukan review materi yang telah diajarkan. Untuk selanjutnya, sekolah akan mengejar ketertinggalan materi pada saat pertemuan tatap muka (PTM) kembali diselenggarakan.
"Kan ada kurikulum transisi, dari kurikulum transisi akan mengedepankan pengayaan atau remidial," ujar dia.
Ia juga mengimbau lembaga bimbingan belajar juga masih tetap melaksanakan PTM agar menerapkan aturan yang ketat sesuai anjuran pemerintah.
"Semua pengajar bimbingan belajar harus sudah divaksin minimal sampai dosis II. Untuk pelaksanaan selama pengajaran, protokol kesehatannya dijaga jangan sampai kerumunan terjadi," ujar Siswanto.