3 Hari Terakhir Pasien COVID Gejala Berat dan Kritis Meningkat, 21 RS di Kota Bogor Diminta Tambah Ketersediaan Tempat Tidur
Wali Kota Bogor, Jabar Bima Arya Sugiarto saat melakukan peninjauan kesiapan tempat tidur isolasi di RS Hermina Kota Bogor (Foto: DOK ANTARA)

Bagikan:

BOGOR - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Jawa Barat mendata pasien COVID-19 yang membutuhkan perawatan rumah sakit terus meningkat. Alhasil, 21 rumah sakit (RS) yang ada di Bogor diminta menyiagakan tempat tidur isolasi minimal 30 persen sesuai aturan.

"Rumah sakit harus menyediakan secara bertahap tempat tidur isolasi sesuai kebutuhan, saat ini setiap hari bertambah pasien yang masuk RS karena COVID-19," kata Sekretaris Dinkes Kota Bogor Erna Nuraena di Kota Bogor dikutip dari Antara, Senin, 14 Februari. 

Sosialisasi pada RS mengenai kesiagaan tempat tidur telah dilakukan sejak awal lonjakan kasus positif COVID-19 pertengahan Januari 2022. Meskipun sebagian besar kasus positif COVID-19 bergejala ringan, namun tak menutup kemungkinan pasien dengan gejala berat atau kritis juga meningkat.

Dalam tiga hari terakhir, pasien dengan gejala berat terus meningkat. Pada Kamis lalu, data keterisian tempat tidur isolasi di 21 RS 39,7 persen atau 318, namun pada Sabtu, 12 Februari sudah mencapai 41,7 persen atau 349 dari 801 tempat tidur yang disediakan.

"Artinya, telah ada 31 orang penambahan pasien positif COVID-19 yang mulai mengalami kondisi antara gejala sedang, berat, hingga kritis," katanya.

Kondisi tersebut, kata dia, dipengaruhi oleh ketahanan tubuh setiap orang yang berbeda-beda saat terpapar penyakit menular itu. Orang dengan penyakit penyerta atau komorbid, lanjut usia atau belum melaksanakan vaksinasi memang lebih rentan mengalami gejala sedang, berat hingga kritis, tambahnya.

Ia merinci kenaikan pasien COVID-18 dapat dilihat dari keterisian ketersediaan tempat tidur isolasi di 21 RS selama tiga hari ini, dari Kamis-Jumat hingga Sabtu kemarin. Dari 74 tempat tidur isolasi gejala ringan sudah tersedia bertambah menjadi 74. Sebanyak 33,8 persen atau 25 terisi sudah bertambah menjadi 44 persen sehingga ada 33 pasien.

Begitu pun tempat tidur gejala sedang dengan ketersediaan 458 unit menjadi 491 yang dari 40,2 persen atau 173 terisi menjadi 41,5 persen atau 204.

Kemudian, tempat tidur gejala berat masih sama tersedia 141, namun dari terisi 45,4 persen atau 64 terisi sudah bertambah menjadi 51,8 atau 73. Sementara, tempat tidur UGD dari tersedia 71 menurun menjadi 68, sebanyak 23,8 persen atau 17 terisi menjadi 14,7 persen atau 10.

Lalu tempat tidur ICU yang semula 57 unit telah bertambah menjadi 62, terdapat 49,1 persen atau 28 terisi meningkat 46,8 persen atau 29.

"Dari data itu, masyarakat bisa melihat pentingnya pencegahan agar pengendalian pasien COVID-19 yang memerlukan perawatan rumah sakit juga berkurang dengan cara vaksinasi, karena satu nyawa saja pun berharga," demikian Erna Nuraena.