BOYOLALI - Kasus aktif COVID-19 di Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah selama dua hari terakhir ini, terus bertambah sehingga total menjadi 184 orang.
"Kasus aktif COVID-19 di Boyolali bertambah 25 kasus dan Kamis, 10 Februari ini bertambah lagi 26 kasus sehingga totalnya menjadi 184 kasus. Kasus COVID-19 secara akumulasi menjadi 24.806 kasus," kata, kata Kepala Dinkes Boyolali dr Puji Astuti dilansir Antara, Kamis, 10 Februari.
Menurut dia dari jumlah kasus aktif COVID-19 sebanyak 184 kasus tersebut terdiri atas 23 kasus menjalani perawatan di rumah sakit, 160 kasus menjalani isolasi mandiri (isoman), dan satu kasus menjalani isolasi terpusat (isoter).
Sebanyak 26 kasus baru COVID-19 tambahan tersebut, kata dia, berasal dari Kecamatan Boyolali kota sebanyak 8 kasus, kemudian Sambi 7 kasus, Ngemplak 4 kasus, Nogosari 3 kasus, Mojosongo, Banyudono, Ampel, dan Karanggede masing-masing satu kasus.
"Sebanyak 184 kasus aktif itu, dari tujuh klaster. Yang mayoritas klaster keluarga dan ada satu klaster lainnya dari penularan di pabrik di Banyudono," katanya.
Dia mengatakan warga yang sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19 di Boyolali bertambah empat kasus sehingga totalnya menjadi 23.209 kasus atau sekitar 93,6 persen. Sedangkan, angkat kematian nihil sehingga tetap 1.413 kasus atau sekitar 5,7 persen.
Dia mengatakan jumlah rumah sakit (RS) di Boyolali yang melayani isolasi pasien COVID-19 di Boyolali ada 9 RS dengan kapasitas sebanyak 185 tepat tidur. Tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit (BOR) hingga Kamis ini, sebanyak 36 pasien atau sekitar 19 persen.
BACA JUGA:
Kendati demikian, Boyolali masuk zona risiko rendah dengan warna kuning dan skor indeks kesehatan masyarakat (IKM) COVID-19 pada angka 2,55. Kriteria Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1.
Pihaknya untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus COVID-19 di Boyolali sudah melakukan koordinasi dengan lintas sektoral untuk memperkuat program "Jogo Tonggo" dan melakukan pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment) atau 3T secara terstruktur.
Selain itu, juga melakukan antisipasi mempersiapkan tempat isolasi terpusat (Isoter) di Brotowali 2 RS Darurat COVID-19 di Mojosongo. Namun, pasien COVID-19 hingga sekarang mayoritas gejala ringan sehingga hanya menjalani isolasi mandiri, demikian Puji Astuti.