Bagikan:

BOYOLALI - Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, menyebutkan angka tenaga kesehatan (nakes) yang terpapar COVID-19 pada lonjakan gelombang ketiga 2022 ini, sebanyak 308 orang atau meningkat dibanding tahun sebelumnya.

"Nakes baik di puskesmas maupun penunjang di Boyolali yang terpapar COVID-19 pada gelombang ketiga 2022 ini, mencapai 308 orang atau meningkat dibanding lonjakan gelombang kedua 2021, yakni 237 orang," kata Kepala Dinkes Kabupaten Boyolali, Puji Astuti, di Boyolali, Selasa 7 Maret.

Meskipun, angka nakes yang terpapar COVID-19 mengalami peningkatan, tetapi mayoritas mereka tanpa gejala. Sehingga, nakes yang positif langsung menjalani isolasi mandiri (isoman) dan setelah lima hari dilakukan tes usap hasilnya negatif langsung bisa kembali bekerja.

Menurut Puji Astuti, hal tersebut tidak mengganggu pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan tetap berjalan seperti biasa. Nakes seluruhnya sudah mendapatkan vaksin penguat (booster), sehingga yang positif setelah lima hari dilakukan tes hasilnya negatif.

Kendati demikian, dari 308 nakes yang terpapar tersebut sebagian besar sudah sembuh dan kembali bekerja. Nakes sudah mendapatkan vaksinasi penguat seluruhnya. Namun, memang masih ada beberapa nakes yang masih menjalani isolasi mandiri di rumah.

Sementara itu, kata dia, kasus aktif baru COVID-19 di Boyolali hingga Senin (7/3) malam, masih ada tambahan meski cenderung menurun yakni 27 kasus sehingga totalnya menjadi 465 kasus. Jadi secara akumulasi di wilayah ini, menjadi 28.629 kasus.

"Dari 465 kasus aktif COVID-19 itu, terdiri dari 66 kasus dirawat di rumah sakit, 396 kasus menjalani isoman dan tiga kasus menjalani isolasi terpusat (isoter)," katanya.

Angka kesembuhan warga dari COVID-19 di Boyolali juga terus bertambah hingga Senin (7/3) malam, mencapai 184 kasus sehingga total menjadi 26.725 kasus atau sekitar 93,3 persen dari total yang terpapar positif. Angka kematian bertambah satu kasus sehingga menjadi 1.439 kasus atau 5 persen.

Boyolali masuk zona resiko rendah COVID-19 dengan skor indeks kesehatan masyarakat (IKM) 2,51. Presentasi keterisian tempat tidur rumah sakit sebanyak 89 tempat tidur atau sekitar 30 persen dari kapasitas 299 tempat tidur dari 9 RS yang melayani pasien COVID-19.