Bagikan:

JAKARTA -  Aktivis Nahdlatul Ulama (NU) Mohamad Guntur Romli mengkritik Ustaz Adi Hidayat (UAH) terkait responsnya terhadap ucapan kontroversial Kepala Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman. 

Dengan gaya kebingungan, UAH balik bertanya ke KSAD Dudung yang bilang 'Tuhan Bukan Orang Arab.' Kata UAH, kalau Tuhan bukan orang Arab, lantas Tuhan orang mana? Bagi Gun Romli, sapaan akrab Guntur Romli, justru pernyataan UAH ini mencerminkan kekeliruan besar.

"Bagi saya malah dipertanyaan Adi Hidayat itu yang mengisyaratkan dia hendak menyamakan Tuhan dengan orang. Kalau Tuhan disebut bukan orang Arab berarti dia orang mana?" Tegas Gun Romli menirukan pernyataan UAH dilansir dari Youtube CokroTV, Kamis, 10 Februari. 

Bagi orang Islam yang waras dan sehat logikanya, tidak akan terlintas di hatinya hendak bertanya Tuhan itu orang mana. Sebab sudah pasti Tuhan bukan sebagai orang, apalagi berasal dari mana. Gun Romli kemudian mengajak publik untuk melihat rangakaian kalimat yang diucapkan oleh KSAD Dudung.

"Karena dia (Tuhan) bukan orang, apalagi orang Arab maka dia mengerti semua bahasa bahkan mengetahui apa isi hati dan pikiran hambanya. Makanya tidak masalah mau berdoa menggunakan bahasa apapun, tidak harus kalau mau berdoa menggunakan bahasa Arab, karena Tuhan bukan orang Arab," ucap Gun Romli. 

Ungkapan KSAD Dudung ini sederhana dan mudah dimengerti. Namun, tegas Gun Romli, karena ada unsur kebencian, ungkapan tersebut justru diplintir dan dikaburkan. Dudung tidak sedang mendefenisikan Tuhan tetapi sedang menyanggah kesalahpahaman dalam Islam bahwa Tuhan selalu diidentikan dengan Arabisme atau ke-Arab-Araban.

"Saya menduga kuat Jenderal Dudung sedang mau di-Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) kan melalui pernyataannya yang sebenarnya mudah dipahami tapi kemudian dipelintir dengan penuh kebencian untuk membuat fitnah apalagi yang saat ini menyerang Jenderal Dudung juga dari gerombolan yang sama waktu menyerang Ahok dulu," terang Gun Romli. 

KSAD Dudung lanjut Gun Romli, menggunakan kata 'bukan' atau bentuk negasi. Selama dalam konteks itu maka tidak ada yang salah. Misalnya, Tuhan bukan semut, Tuhan bukan kursi, Tuhan bukan sopir dan seterusnya. KSAD Dudung akan salah kalau dia mengatakan 'Tuhan bukan orang Arab tapi orang Indonesia.

"Karena ungkapan Tuhan orang Indonesia merupakan kan itsbat atau menetapkan suatu definisi tentang Tuhan. Bagi saya sudah ada niat jahat yang mempelintir ucapan Jenderal Dudung," tegas Gun Romli.