Pertama Kali Dalam Lima Bulan, Hong Kong Laporkan Kematian yang Kemungkinan Terkait COVID-19
Ilustrasi COVID-19 di Hong Kong. (Wikimedia Commons/Studio Incendo)

Bagikan:

JAKARTA - Seorang pria lanjut usia yang kembali dengan tes positif COVID-19 di Hong Kong meninggal pada Hari Selasa, otoritas rumah sakit setempat mengatakan, kematian pertama di Hong Kong yang kemungkinan terkait dengan virus calam lima bulan terakhir, saat wabah memburuk.

Pusat keuangan global akan melaporkan rekor sedikitnya 1.160 infeksi baru pada Hari Rabu, penyiar TVB melaporkan, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.

Hong Kong telah mencatat lebih dari 2.600 kasus selama dua minggu terakhir, dibandingkan dengan hanya dua kasus pada Bulan Desember tahun lalu..

Secara total, Hong Kong telah melaporkan sekitar 16.600 infeksi sejak awal wabah virus corona pada tahun 2020 dan 213 kematian, jumlah yang jauh lebih rendah daripada di wilayah-wilayah serupa lainnya, melansir Reuters 9 Februari.

Otoritas Rumah Sakit mengatakan pada Selasa malam, pasien berusia 73 tahun sakit kronis dan telah mengembalikan tes positif awal untuk COVID selama pemeriksaan masuk rumah sakit.

Belum jelas apakah kematiannya akan diklasifikasikan sebagai kematian COVID ke-214 di Hong Kong, karena kasus positif awal harus menjalani tes lebih lanjut untuk diklasifikasikan sebagai positif.

Hong Kong mengumumkan pembatasan virus corona baru yang ketat dan mencatat infeksi baru pada Hari Selasa, sementara kekurangan sayuran di seluruh kota menambah kesengsaraan, karena pengemudi truk yang dites positif tidak dapat membawa sayuran dari daratan Cina.

Diketahui, Hong Kong telah berpegang pada strategi 'nol dinamis' yang digunakan oleh China daratan, untuk menekan semua wabah virus corona sesegera mungkin untuk menghilangkan virus tersebut.

Langkah-langkah tersebut, yang merupakan yang terberat yang diberlakukan sejak awal pandemi, mengambil korban sosial dan ekonomi yang meningkat pada 7,5 juta penduduk kota itu.

Pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengatakan, wilayah yang dipimpinnya tidak dapat mencoba untuk hidup dengan virus, seperti yang dilakukan sebagian besar dunia, karena lebih dari 50 persen orang tua belum divaksinasi.

Sementara sekitar 80 persen penduduk Hong Kong telah meberima setidaknya satu dosis suntikan vaksin COVID-19, tetapi banyak orang tua ragu-ragu.

Untuk diketahui, otoritas Hong Kong menerapkan izin vaksin mulai 24 Februari, yang akan memerlukan bukti vaksinasi untuk memasuki banyak tempat termasuk pusat perbelanjaan dan supermarket.

Pada saat yang sama, pihak berwenang telah melarang pertemuan lebih dari dua orang, menutup sekolah, taman bermain, pusat kebugaran, dan sebagian besar tempat lainnya. Makan di restoran dilarang mulai pukul 6 sore, sementara pertemuan pribadi di rumah juga dibatasi.

Angka penerbangan pun turun sekitar 90 persen karena pembatasan perjalanan sementara kebanyakan orang, termasuk sebagian besar pegawai negeri, bekerja dari rumah.