Bagikan:

JAKARTA - Rayan Awram memang masih berusia lima tahun. Tapi kematiannya yang memilukan sanggup menyatukan ratusan warga Maroko untuk ikut mengantar dan merasakan duka kepergian bocah itu.

Rayan Awram (5), jatuh ke dalam sumur di perbukitan dekat kota utara Chefchaouen pada Hari Selasa pekan lalu. Tragedi itu memicu upaya penyelamatan besar-besaran. Anak itu meninggal sebelum tim penyelamat dapat menggapainya pada Sabtu malam

Dikutip dari Al Jazeera, Senin 7 Februari, kerumunan besar berkumpul di desa Ighran untuk meratapi kepergian Rayan. Pesan dukungan, perhatian dan kesedihan untuk anak laki-laki dan keluarganya mengalir dari seluruh dunia ketika berita kematian Rayan menyebar pada Sabtu malam.

Pada hari Senin, ratusan pelayat mendaki jalan berbukit dan tidak beraspal menuju pemakaman di Ighran di provinsi Chefchaouen di Maroko utara. Mereka rela menunggu berjam-jam untuk pemakaman.

“Saya berusia lebih dari 50 tahun dan [belum] pernah melihat orang sebanyak ini di pemakaman. Rayan adalah anak kami semua,” kata seorang warga.

Ada begitu banyak pelayat sehingga mereka tidak bisa masuk ke pemakaman desa dan tempat sembahyang. Dua tenda besar didirikan di depan rumah keluarga yang berduka, di mana pelayat bisa berhenti untuk menyampaikan belasungkawa.

“Kematian Rayan telah memperbarui kepercayaan pada kemanusiaan karena orang-orang dalam bahasa yang berbeda dan dari negara yang berbeda mengekspresikan solidaritas,” kata seorang penduduk desa lainnya.

Pada hari Sabtu, belasungkawa kepada orang tua juga datang dari Raja Mohammed VI, Paus Francis, Presiden Prancis Emmanuel Macron, penguasa Dubai Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum dan lainnya.

Pemain sepak bola Mesir dan Senegal mengheningkan cipta selama satu menit pada hari Minggu sebelum kickoff final turnamen sepak bola Piala Afrika.