Bagikan:

JAKARTA - Paus Fransiskus pada Hari Minggu memuji orang-orang Maroko, karena bergerak bersama-sama untuk mencoba menyelamatkan seorang bocah lelaki yang terperangkap di dalam sumur, mengatakan dia sedih bahwa upaya mereka tidak berhasil.

Rayan Awram (5), jatuh ke dalam sumur di perbukitan dekat kota utara Chefchaouen pada Hari Selasa, memicu upaya penyelamatan besar-besaran yang mencengkeram negara dan banyak orang di seluruh dunia. Anak itu meninggal sebelum tim penyelamat dapat menggapainya pada Sabtu malam

"Orang-orang bersatu padu, secara keseluruhan, untuk menyelamatkan Rayan, mereka bekerja sama untuk menyelamatkan seorang anak," ujar Paus selama pemberkatan mingguannya di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, mengutip Reuters 7 Februari.

"(Penolong) mencoba yang terbaik, sayangnya mereka tidak berhasil, tetapi itu (adalah) contoh," sambungnya.

Orang Italia khususnya tergerak oleh kisah Rayan karena mirip dengan tragedi pada tahun 1981, ketika sejumlah penyelamat mencoba menyelamatkan nyawa Alfredino Rampi, seorang bocah lelaki berusia 6 tahun yang terjebak di dalam sumur selama tiga hari sebelum akhirnya dia meninggal.

Sebelumnya, langit gelap menyelimuti Maroko. Negeri itu berduka mendalam. Baru saja kehilangan seorang bocah laki-laki bernama Rayan Awram yang terjatuh ke dalam sumur sedalam 32 meter pada Selasa 1 Februari lalu.

Ketika informasi jatuhnya Rayan ke dalam sumur dilaporkan, tim SAR langsung bergegas datang. Melihat sulitnya medan yang bakal dihadapi, operasi penyelamatan besar-besaran disusun.

Masalahnya karakteristik sumur itu tidak mudah ditembus. Sumur itu hanya selebar 45cm (18 inci) di bagian atas dan menyempit lebih jauh ke bawah, sehingga penyelamat tidak mungkin turun langsung.

Upaya itu merupakan operasi yang rumit dan berbahaya, terus-menerus tertunda oleh batu-batu besar dan terancam oleh ancaman tanah longsor.

Yang pertama dilakukan tim penyelamat adalah memastikan oksigen dan air buat Rayan tercukupi. Sebuah kamera juga diturunkan supaya tim bisa terus memantau real time kondisi Rayan.

Operasi penyelamatan ini disiarkan terus oleh televisi lokal yang membuat menjadi isu nasional. Bahkan di media sosial tagar #SaveRayan menggema.

Operasi ini sampai menerjunkan sejumlah alat berat. Menguruk tanah dari arah berlawanan secara perlahan-lahan. Ketika jarak tinggal 1,8 meter lagi, penggalian diganti dengan cara manual untuk meminamalisir kemungkinan terburuk.

Keringat dan rasa lelah berhari-hari tim penyelamat memang membuahkan hasil. Mereka berhasil menggapai Rayan. Tapi bukan hasil yang diharapkan.

Dikutip dari Al Jazeera Rayan Awram meninggal sebelum bisa diselamatkan. Akhir yang menghancurkan operasi melelahkan. Istana kerajaan mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media pemerintah, Rayan meninggal sebelum penyelamat bisa menyelamatkannya.

"Menyusul kecelakaan tragis yang merenggut nyawa anak Rayan, Yang Mulia Raja Mohammed VI menelepon orang tua anak laki-laki yang meninggal setelah jatuh dari sumur," bunyi pernyataan itu mengutip pernyataan Raja Maroko Mohammed VI, Minggu 6 Februari.