JAKARTA - Jerman dan sekutunya siap untuk mengambil semua langkah yang diperlukan jika Rusia menyerang Ukraina, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan dalam sebuah wawancara yang diterbitkan oleh Washington Post, ketika ditanya apakah Pemerintah Jerman dapat menghentikan proses untuk membuka jaringan pipa Nord Stream 2.
"Kami siap untuk bersama-sama dengan sekutu kami mengambil semua langkah yang diperlukan. Kami memiliki kesepakatan yang sangat jelas dengan pemerintah Amerika Serikat tentang transit gas dan kedaulatan energi di Eropa," tegas Kanselir Scholz seperti mengutip TASS 7 Februari.
"Kami juga sudah sepakat bahwa kami akan mendukung Ukraina. Juga, sangat jelas bahwa dalam situasi seperti ini semua opsi ada di atas meja. Saya tidak akan membahas secara spesifik, tetapi jawaban kami akan bersatu dan menentukan," tegasnya.
"Kami bekerja sangat keras dengan sekutu kami di NATO dan di Uni Eropa untuk memperjelas apa yang bisa kami lakukan dalam situasi tertentu. Tapi kami juga jelas tentang ambiguitas strategis yang diperlukan."
"Ini juga penting untuk memberikan pesan kuat, itu akan sangat mahal, sehingga mereka tidak dapat pergi ke komputer dan menghitung apakah itu akan terlalu mahal atau tidak. Itu akan menjadi harga yang terlalu tinggi untuk campur tangan di Ukraina."
"Di sisi lain, kami bekerja sangat keras untuk menggunakan semua saluran pembicaraan yang kami miliki sekarang: pembicaraan antara Amerika Serikat dan Rusia, Dewan NATO-Rusia, OSCE dan jelas itu juga format Normandia," papar Scholz.
Wawancara itu dilakukan menjelang kunjungan Scholz ke Amerika Serikat, di mana ia direncanakan bakal bertemu dengan Presiden AS Joe Biden pada 7 Februari.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, ada banyak pernyataan di Barat dan Kiev akhir-akhir ini, bahwa Rusia dapat menginvasi Ukraina. Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, itu adalah eskalasi yang tidak berdasar, menegaskan Rusia tidak mengancam siapa pun.
Pada saat yang sama, dia tidak mengesampingkan provokasi untuk menguatkan pernyataan Barat ini dan memperingatkan, penggunaan kekuatan untuk menyelesaikan krisis di tenggara Ukraina akan memiliki konsekuensi serius.