BPBD Kota Kupang Terus Pasang Jalur Evakuasi di Lokasi Rawan Tsunami
Kepala BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur Ambrosius Kodo (Foto via Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur mendorong BPBD Kota Kupang untuk terus memasang rambu jalur evakuasi di kawasan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima yang menjadi daerah rawan terhadap ancaman bencana alam tsunami.

"Kami terus mendorong BPBD Kota Kupang memasang rambu-rambu jalur evakuasi yang bisa digunakan masyarakat untuk melakukan evakuasi apabila terjadi bencana alam tsunami," kata Kepala BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur Ambrosius Kodo di Kupang, Senin 7 Februari.

Sesuai data yang dimiliki BPBD NTT dari BMKG, Kota Kupang pernah mengalami bencana alam tsunami di tahun 1800. Jadi perlu antisipasi dini menghadapi bencana dengan memperbanyak pemasangan rambu-rambu evakuasi di kawasan pantai Oesapa guna meminimalisir korban jiwa apabila terjadi bencana alam tsunami.

Baca kisah haru dari Angela Glover (50) yang meninggal akibat gelombang tsunami di Tonga. Dia adalah seorang penyayang binatang yang melindungi anjing-anjing liar di pulau-pulau negara tersebut. Kamu bisa nikmati tulisan itu dalam judul 'Tewas saat Berusaha Selamatkan Anjing dari Tsunami Tonga, Aktivis Wanita Ini Tinggalkan Karirnya untuk Satwa Liar'

"BPBD Kota Kupang telah memasang rambu-rambu peringatan dini maupun tanda jalur evakuasi di kawasan Oesapa yang rawan bencana tsunami sehingga bisa membantu masyarakat menyelamatkan diri saat terjadi bencana alam tsunami," kata Ambrosius Kodo.

Ia mengatakan, rambu-rambu peringatan dini itu sangat penting sehingga ketika terjadi kedaruratan maka masyarakat sudah bisa mengetahui jalur-jalur untuk melakukan penyelamatan diri.

"Jalur evakuasi itu wajib diketahui dan wajib dipasang sehingga bisa mengantisipasi adanya korban jiwa akibat bencana alam tsunami," tegas Ambrosius Kodo.

Menurut dia, BPBD Kota Kupang juga telah melakukan pemetaan terhadap daerah yang aman bagi warga untuk menyelamatkan diri apabila terjadi suatu bencana alam tsunami.

"Kita berharap bencana itu tidak terjadi tetapi secara dini perlu kita lakukan upaya antisipasi," tegas Ambrosius Kodo.