JAKARTA - Tidak meratanya angka jumlah pengujian COVID-19 antara satu daerah dengan daerah lainnya di Indonesia menjadi perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Jokowi meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) agar membuat desain perencanaan yang baik mengenai pengujian tersebut. Tujuannya agar tidak terjadi ketimpangan antara daerah dalam jumlah tes COVID-19.
"Saya minta untuk urusan tes ini Kementerian Kesehatan, saya minta dibuat desain perencanaan yang betul-betul yang baik," kata Jokowi saat membuka sidang kabinet paripurna yang disiarkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 7 September.
"Jangan sampai yang saya lihat ada provinsi sudah melakukan testingnya tinggi sekali tapi ada provinsi yang testingnya masih rendah sekali," imbuh Jokowi.
Adapun desain perencanaan yang komprehensif tersebut harus meliputi berbagai hal seperti kalkulasi jumlah laboratorium yang harus ada di sebuah provinsi dan jumlah reagen yang harus terdistribusi.
BACA JUGA:
Selain itu, Jokowi juga menyinggung soal strategi jejaring laboratorium. Menurutnya, strategi tersebut penting dan tak hanya didasari pada wilayah administrasi tapi harus didesain sebagaimana mestinya dan benar-benar jelas.
"Perencanaan itu kita perlukan sehingga nanti kelihatan kasus-kasus positif ini berada di wilayah atau provinsi yang mana," katanya.
Perencanaan ini ditekankan Jokowi agar diperhatikan. Apalagi Jokowi beberapa kali berbicara mengenai fokus utama pada kesehatan.
"Jangan sampai kita urusan kesehatan, urusan COVID di ini belum tertangani dengan baik kita sudah menstarter, restart di bidang ekonomi juga sangat berbahaya," pungkasnya.