Diduga Imbas Perang Antar Bandar, 16 Orang Tewas dan 50 Lainnya Dilarikan ke Rumah Sakit Akibat Kokain Palsu
Ilustrasi kokain. (Unsplash/Colin Davis)

Bagikan:

JAKARTA - Sedikitnya 16 orang tewas sementara 50 lainnya dilarikan ke rumah sakit di wilayah Buenos Aires, Argentina akibat kokain palsu menurut pihak berwenang.

Penyelidik percaya obat ilegal tersebut dicampur dengan semacam racun atau "dipotong" dengan zat lain sehingga memberikan efek yang berbahaya, hingga mematikan.

Buntut peristiwa ini, menteri keamanan regional setempat meminta setiap pengguna yang telah membeli kokain dalam 24 jam terakhir untuk membuangnya, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Laporan menunjukkan obat-obatan itu dibeli di kota kumuh yang sama, dengan sembilan penangkapan telah dilakukan. Selain itu, Penyidik juga ​​sedang menunggu hasil pemeriksaan post-mortem untuk membandingkan obat yang disita dalam razia dengan yang dikonsumsi korban.

Ada pun mereka yang terkena dampak dan menjadi korban berasal dari Distrik Hurlingham, Tres de Febrero dan San Martín di wilayah ibu kota, untuk kemudian dilarikan ke rumah sakit setempat.

Di luar sebuah rumah sakit di Hurlingham, orang-orang mengatakan oleh media lokal terkait dengan salah satu korban yang menyerang dan merusak sebuah mobil polisi yang kosong.

Kokain (hidroklorida) adalah stimulan yang sangat adiktif yang diekstrak dari daun tanaman koka dan umumnya dihirup. Sebuah laporan tahun 2019 tentang konsumsi narkoba di Amerika Serikat mencatat, Argentina sebagai negara dengan tingkat konsumsi kokain tertinggi ketiga per orang setelah AS dan Uruguay.

Di San Martín, polisi mengidentifikasi empat korban sebagai Hernán Castro (45), Martín López (36), Dino Melgarejo (33) dan Fernando Yacante yang usianya tidak disebutkan, lapor Buenos Aires Times.

Terpisah, seorang pengguna dilaporkan memberi tahu polisi mereka telah membeli kokain dari seorang individu di kota kumuh Puerta 8, Tres de Febrero dengan aparat kemudian melakukan penggerebekan.

Kokain kemudian ditemukan dalam paket serupa dengan yang disediakan oleh kerabat salah satu dari mereka yang telah meninggal.

"Setiap pedagang yang membeli kokain memotongnya. Beberapa melakukannya dengan zat tidak beracun seperti pati. Yang lain memasukkan halusinogen, dan jika tidak ada bentuk kontrol, hal-hal itu akan berlalu," jelas Menteri Keamanan Provinsi Buenos Aires Sergio Berni mengutip BBC 3 Februari.

Namun, pada kesempatan ini, obat itu dipotong dengan zat berbahaya sebagai bagian dari "perang antara pengedar narkoba", katanya seperti dikutip oleh kantor berita AFP.

Pihak berwenang menduga zat yang digunakan untuk memotong kokain mengandung obat penenang yang kuat, tambah badan tersebut. Sementara, korban diyakini mengalami kejang-kejang dan serangan jantung mendadak.