JAKARTA - Pembentukan koalisi partai-partai Islam atau poros Islam untuk Pilpres 2024 sebelumnya dihembuskan oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). PKB juga mengajak Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) untuk memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold 20 persen.
Hanya saja masing-masing partai belum menemui titik kesepakatan untuk mencalonkan satu calon yang sama di Pilpres 2024. PKB tetap kekeuh Ketua Umumnya Muhaimin Iskandar maju, sementara PPP dan PAN inginkan calon lain.
Kekinian PPP tengah melirik Anies dan PAN sedang dekati Ridwan Kamil. Lantas, apakah PKB, PPP dan PAN jadi bentuk koalisi parpol Islam?
BACA JUGA:
PKB Duetkan Prabowo-Cak Imin
Sebelumnya, wacana menduetkan Prabowo Subianto dengan Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024 dideklarasikan oleh Barisan Prabowo-Gus Muhaimin di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Kota Bandung, belum lama ini.
Merespon hal itu, Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu DPP PKB Jazilul Fawaid mengungkapkan hingga saat ini para kader dan jajaran pengurus PKB di semua tingkatan masih terus berjuang untuk menjadikan Gus Muhaimin sebagai capres.
Namun, pria yang akrab disapa Gus Jazil mengakui banyak pihak yang menyebut duet Prabowo-Gus Muhaimin sebagai kombinasi pasangan yang ideal.
"Kita memang tidak bisa maju sendiri dan elektoral Pak Prabowo juga termasuk yang bagus. Banyak yang memandang kombinasi ini pasangan yang ideal untuk bisa mencapai kemenangan. Tapi kalau saya pribadi tetap berjuang Pak Muhaimin capres," ujar Gus Jazil dalam keterangannya, Selasa, 1 Februari.
Wakil Ketua MPR itu mengatakan jika Prabowo-Gus Muhaimin diduetkan sebagai pasangan capres-cawapres, secara hitungan koalisi sudah memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold (PT) minimal 20 persen.
Diketahui, pada Pemilu 2019, Partai Gerindra mendapatkan 17.594.839 suara (12,57 persen) sementara PKB meraih 13.570.097 suara (9,69 persen).
PPP Lirik Anies Baswedan
PPP diindikasikan tengah melirik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Hal itu didapati lantaran Anies beberapa kali menghadiri undangan acara partai Ka'bah. Salah satunya, Anies menghadiri acara Harlah ke-49 PPP di Kantor DPW PPP DKI di Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu, 30 Januari.
Anies juga terlihat menghadiri acara Harlah dan Muskerwil DPW PPP DIY di Hotel Grand Rohan, Jogja, Senin, 31 Januari. Bahkan, Anies yang diarak dengan kereta kuda disambut takbir dan teriakan calon presiden dari ribuan kader dan simpatisan PPP yang memadati JEC, Banguntapan, Bantul.
PPP pun mengakui bahwa tengah melirik dan mengelus sejumlah tokoh yang bakal calon presiden 2024. Salah satunya adalah Anies Baswedan.
“PPP sedang mengelus-elus bakal calon presiden untuk diusung pada Pilpres 2024,” ungkap Ketua Bidang Organisasi Kaderisasi Keanggotaan (OKK) DPP PPP Syaifullah Tamliha, Rabu, 2 Februari.
Tamliha menyebut tidak hanya Anies Baswedan yang dinilai layak maju ke Pilpres 2024. Namun ada beberapa tokoh yang menjadi incaran PPP.
“Ada beberapa bakal capres yang diundang sebagai narasumber pada setiap kegiatan penting PPP, termasuk Anies Baswedan di samping Pak Erick Thohir, Ridwan Kamil, dan Khofifah Indar Parawansa dan yang lainnya,” katanya.
Tamliha mengatakan, kehadiran sejumlah tokoh tersebut akan menjadi pertimbangan akar rumput untuk mengusulkan capres dan cawapres pada saatnya nanti dalam forum Mukernas. Dia menuturkan, ada banyak pertimbangan bagi DPP PPP untuk menentukan capres.
“Termasuk pertimbangan subjektif tentang calon yang bisa mendongkrak untuk meningkat kursi PPP di parlemen yang sekarang 19 kursi dengan harapan menjadi 60 kursi,” pungkasnya.
PAN Dekati Ridwan Kamil
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengakui dirinya jatuh cinta setiap Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berbicara. Zulhas, sapaan akrabnya, menegaskan sikapnya itu bukan pura-pura semata.
“Kalau Pak Ridwan Kamil sudah ngomong, saya jatuh cinta. Itu benar,” kata Zulhas saat pidato kebudayaan bertajuk Indonesia Butuh Islam Tengah di Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jalan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu, 29 Januari.
Zulhas sendiri mengakui dirinya memang sangat dekat dengan sosok yang akrab disapa Kang Emil itu. Bahkan, dia tak segan menyebut Emil sebagai sahabatnya.
Hal itu dia ungkapkan saat sebelum memulai pidato kebudayaan yang hendak dia sampaikan dengan tajuk Indonesia Butuh Islam Tengah.
“Gubernur Jawa Barat sahabat saya Ridwan Kamil,” kata Zulhas.
Pujian itupun dinilai sebagai ungkapan ketertarikan Zulhas untuk menarik Ridwan Kamil ke PAN.
"Pernyataan itu semacam ungkapan ketertarikan PAN menarik Ridwan Kamil untuk masuk, dan memang PAN menjadi salah salah satu Parpol paling potensial bagi Ridwan," kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah, Selasa, 1 Februari.
Dedi juga menilai hal tersebut karena dua persoalan. Pertama, kata Dedi, Zulhas adalah politikus terbuka yang tidak terlihat punya ambisi personal selain untuk PAN.
"Ini bisa dilihat bagaimana ia memilih waktu masuk koalisi pemerintah yang cukup lama," tuturnya.
Kemudian, kata dia, setelah itu tidak ada desakan apa pun untuk mendapatkan porsi di pemerintah. Sehingga menguatkan Zulhas politisi matang yang orientasinya untuk PAN.
"Dan RK disinyalir akan menguatkan PAN ke depan," jelasnya.
Kedua, parpol lain di kelas menengah telah memiliki tokoh masing-masing, sehingga RK akan kesulitan masuk. Sementara PAN, meskipun Zulhas menonjol tetapi dari sisi porsi partai, PAN bukan kelompok yang ambisius mengusung capres, tetapi untuk cawapres memungkinkan.
"Dan RK bisa saja menarik untuk itu," pungkasnya.
Kalau sudah begitu, apakah poros Islam untuk Pilpres 2024 bakal terwujud?