Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah nama yang disebut-sebut berpotensi jadi calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta bermunculan, sekalipun Pilkada Serentak baru digelar pada 2024 mendatang. 

Hal itu menjadi ramai lantaran masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan habis pada Oktober tahun ini.

Terkait soal pengusungan kepala daerah, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengaku partainya belum berpikir untuk mempersiapkan sosok yang akan diusung di Pilkada Serentak 2024. Termasuk mengusung siapa calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada DKI Jakarta.

Menurutnya, Gerindra masih fokus dalam mengusung kembali Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menjadi calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang.

"Terus terang (Gerindra) sedang berkonsentrasi kepada upaya pemenangan legislatif dan pencalonan Pak Prabowo sebagai capres," ujar Muzani, Minggu, 16 Januari.

Pasalnya, kata dia, kesuksesan di pileg dan pilpres jauh lebih utama bagi Partai Gerindra ketimbang membicarakan pilkada.

“Legislatif dan pilpres itu insyaallah berlangsung di 2024, yang bulannya sedang kita bicarakan dengan pemerintah, itu dulu baru setelah itu pilkada," katanya.

Sebelumnya, Partai Gerindra mengklaim punya banyak stok kader yang bisa diusung maju menjadi calon gubernur DKI Jakarta. Diantaranya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria dan Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta Rani Mauliani.

"DKI kan kita punya banyak stok kader. Ada Pak Ahmad Riza Patria, ada Bu Rani Mauliani yang sekarang jadi ketua fraksi tiga periode. Kami gak kekurangan stok kader," ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman, Selasa, 11 Januari. 

Namun, Habiburokhman mengaku partainya belum menentukan satu nama pasti yang bakal ditunjuk menggantikan Anies Baswedan. Kata dia, penunjukkan calon harus melalui mekanisme di partai lebih dulu.

"Belum, jadi tahapannya DPD mengusulkan ke DPP. DPP membahas lalu mengusulkan ke Pak Prabowo," katanya.  

Meski begitu, juru bicara Partai Gerindra itu memastikan partai besutan Prabowo Subianto akan mengajukan kader sendiri. Sebab kata dia, Gerindra merupakan partai besar 

"Kami ini partai besar, kami harusnya mengajukan calon sendiri, idealnya seperti itu. Kalau dua pemilu kemarin kita tidak mengajukan calon dari kader kami sebagai gubernur, tapi sekarang kita kan partai besar, jadi wajar sekali kita punya call tinggi," jelasnya.