JAKARTA – Presiden Italia, Sergio Mattarella, pada Sabtu, 29 Januari kembali terpilih sebagai presiden untuk periode kedua.
Terpilihnya Mattarella terjadi setelah pemungutan suara di parlemen berlangsung selama satu pekan tanpa hasil dalam upaya memilih penggantinya. Para pemimpin partai di Italia akhirnya meminta Mattarella untuk melanjutkan masa jabatannya yang kedua.
Mario Draghi, yang telah secara terbuka menyampaikan harapan untuk menjadi presiden, akan tetap menjabat sebagai perdana menteri.
Sementara Mattarella yang sebelumnya menepis kemungkinan untuk tetap menjabat sebagai presiden, akhirnya menerima permintaan itu. Ini disebabkan karena kondisi politik di Italia menghadapi guncangan.
Pria yang Juli nanti berusia 81 tahun itu akhirnya berubah pikiran ketika menghadapi permintaan dari para pemimpin di parlemen yang menemuinya di istana presiden pada Sabtu, 29 Januari.
BACA JUGA:
Saat menyampaikan pernyataan di istana presiden, Mattarella mengatakan krisis yang terus berlangsung terkait virus corona serta masalah ekonomi dan sosial yang sedang dialami Italia, telah memaksanya untuk menerima keputusan parlemen.
Dalam sistem politik Italia, presiden adalah sosok yang berkuasa dan bisa menetapkan siapa yang akan menjabat sebagai perdana menteri, juga kerap diharapkan untuk mampu menyelesaikan krisis politik.
Para pemimpin partai yang merasa lega berterima kasih kepada presiden yang lahir di Palermo 1941 ini karena mau tetap menjabat.
Namun, upaya yang bergulir dalam tujuh putaran pemungutan suara untuk mengganti Mattarella menyisakan luka mendalam, yang bisa berdampak pada stabilitas politik di negeri pizza ini. Kendati demikian, pasar keuangan di Italia tampaknya bereaksi positif atas keadaan politik saat ini di Italia.