Suara Lantang Aliansi Borneo Bersatu: Edy Mulyadi, ‘Genderuwo-Kuntilanak’ Sudah Ada di Jakarta Mencari Anda
Edy Mulyadi/FOTO VIA ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Perwakilan masyarakat Kalimantan, Gabriel, menegaskan Aliansi Borneo Bersatu tidak sekadar gertak sambal merespons pernyataan Edy Mulyadi yang menyebut Kalimantan 'tempat jin buang anak’. Pernyataan Edy Mulyadi ditegaskan sudah menghina Kalimantan.

"Sampaikan kepada Edy Mulyadi bahwa monyet, genderuwo, kuntilanak yang dikatakan beliau, (kami) sekarang ada di Jakarta untuk mencari beliau. Kami tidak main-main, tidak hanya sekedar gertak saja tapi kami sekarang ada di Jakarta," ujar Gabriel dalam RDPU Komisi III DPR dengan Aliansi Borneo Bersatu, Kamis, 27 Januari.

Gabriel mengatakan, usai turun dari pesawat, dirinya langsung menyambangi salah satu stasiun televisi untuk mencari Edy Mulyadi. Sayangnya, Edy Mulyadi tidak ada di lokasi untuk dimintai pertanggungjawaban atas ucapannya.

"Beliau tidak datang di diskusi tersebut apabila beliau datang detik menit itulah akan saya tangkap. Ini tindakan tegas terhadap mulut beliau yang mulut kuntilanak itu," kata dia.

"Yang dikatakan kuntilanak genderuwo itu adalah Edy Mulyadi," sambungnya.

Gabriel mengatakan, bahwa masyarakat Kalimantan sangat menghargai Presiden Joko Widodo yang telah menetapkan Kalimantan sebagai ibu kota negara baru.

"Kami siap mendukung Presiden, kami siap mendukung dan mengawal IKN yang ada di Kalimantan sampai titik darah penghabisan, demi IKN RI," tegas Gabriel.

Diketahui, terkait pemindahan ibu kota ke Kalimantan, Edy Mulyadi menyinggung terkait pihak mana yang ingin membangun perumahan di sana. Dia kemudian menyebutkan sejumlah nama perusahaan properti yang terkenal di Indonesia.

Edy Mulyadi mempertanyakan perusahaan mana yang ingin membangun dan memasarkan hunian yang mereka buat di Kalimantan. Dalam pernyataan tersebut, terdengar Edy Mulyadi menghina Kalimantan sebagai tempat yang berbau mistis.

Edy Mulyadi mempertanyakan perusahaan mana yang ingin membangun dan memasarkan hunian yang mereka buat di Kalimantan.

"Pasarnya siapa? Kalau pasarnya kuntilanak, genderuwo, ngapain gue bangun di sana?" ucapnya.