Kasus Omicron Transmisi Lokal Sudah Menyebar ke 20 Daerah, Jakarta Paling Banyak
Ilustrasi Virus COVID-19/Foto: UNSPLASH

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Kesehatan mencatat ada 369 kasus COVID-19 varian Omicron dengan penularan lewat transmisi lokal di Indonesia per tanggal 24 Januari.

"Kasus Omicron transmisi lokal saat ini telah menyebar di 20 kabupaten/kota. Temuan kasus Omicron di DKI Jakarta paling banyak," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi kepada VOI, Rabu, 26 Januari.

Rinciannya, terdapat 17 kabupaten/kota di Pulau Jawa yang tercatat memiliki kasus Omicron transmisi lokal, mulai dari DKI Jakarta dengan 319 kasus, Kota Tangerang Selatan 8 kasus, Kota Tangerang 5 kasus. Kota Semarang 6 kasus, Kabupaten Cilacap 1 kasus, Kabupaten Pekalongan 1 kasus, Kabupaten Sukoharjo 1 kasus.

Kemudian, Kota Surabaya 6 kasus, Kabupaten Malang 1 kasus, Kota Malang 1 kasus, Kabupaten Madiun 1 kasus, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 5 kasus, Kota Bandung 5 kasus, Kabupaten Karawang 3 kasus, Kabupaten Bandung Barat 1 kasus, Kota Depok 1 kasus, Kabupaten Bogor 1 kasus.

Kemudian, 3 daerah lainnya berada di luar Pulau Jawa, yakni Kabupaten Takalar dengan 1 kasus transmisi lokal Omicron, Kota Mataram 1 kasus, dan Kabupaten Sumbawa 1 kasus.

Selain transmisi lokal, Nadia menuturkan sebanyak 1.019 kasus Omicron lainnya merupakan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) yang datang ke Indonesia. Lalu, ada 238 kasus Omicron lain yang masih dalam penyelidikan epidemiologi.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan kasus COVID-19 varian Omicron akan naik lebih cepat dibanding varian Delta di seluruh dunia.

Hanya saja, varian Omicron dianggap lebih baik karena penurunan kasusnya akan terjadi sangat cepat dan tidak membuat pasien harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.

"Di seluruh dunia, kasus Omicron akan naik dengan cepat dan tinggi. Malah lebih dari kasus Delta tetapi baiknya adalah turunnya juga cepat dan hospitalisasinya rendah," kata Budi pada Senin, 24 Januari.

Menginga kasus konfirmasi Omicron semakin banyak, Budi menuturkan tidak semua kasus akan dilakukan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS). Genome sequencing akan lebih diarahkan untuk menganalisa pola penyebaran kasus Omicron.

“Kita akan menggunakan PCR yang jauh lebih cepat, PCR dengan SGTF (S-Gene Target Failure) yang bisa mendeteksi Omicron sudah kita distribusikan dan akan segera kita tambah untuk didistribusikan ke daerah-daerah,” jelasnya.