Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah diketahui memutuskan untuk memindahkan dua agenda penting pertemuan fisik G20 dari Bali ke Jakarta lantaran mengantisipasi penyebaran kasus COVID-19 varian omicron yang kini tengah melonjak.

Menanggapi hal ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria berharap kegiatan G20 tak terganggu oleh banjir yang kerap merendam Ibu Kota saat hujan ekstrem.

"Terkait banjir memang ada peningkatan di Januari-Februari, tapi insyaallah banjir dapat kita tangani, kita kendalikan, tidak akan menganggu kegiatan G20 yang direncanakan dipindah dari Bali ke Jakarta," kata Riza di Balai Kota DKI, Senin, 24 Januari.

Begitu juga dengan penularan COVID-19 varian Omicron. Riza berharap Pemprov DKI dapat menekan angka penyebaran Omicron saat gelaran G20. Meskipun, saat ini tercatat telah ada 1.584 kasus Omicron di Jakarta.

"Begitu juga dengan adanya varian omicron, bahkan menurut beberapa pakar, disampaikan juga Pak Luhut, puncaknya ada di Februari. Tapi insyaallah kita dapat mengatasi dan mengendalikan. Sekalipun ada Omicron, tidak akan mengganggu G20," ucapnya.

Sebagai informasi, agenda pertemuan 2nd FCBD dan 1st FMCBG sedianya bakal digelar pada 15-18 Februari mendatang di Pulau Dewata. Namun, akibat perkembangan COVID-19 saat ini, dua agenda tersebut dipindah ke Jakarta.

Namun, belum diketahui secara pasti apakah penyelenggaraan di Jakarta nanti akan mengambil periode waktu yang sama dengan sebelumnya di Bali atau terdapat pergeseran tanggal acara.

“Memperhatikan perkembangan COVID-19 di tingkat global dan nasional, terutama dari varian omicron yang tingkat penyebarannya sangat tinggi serta mempertimbangkan hasil survei kehadiran (in person) para delegasi G20, maka dengan ini diberitahukan bahwa penyelenggaraan 2nd FCBD dan 1st FMCBG dipindahkan dari Bali ke Jakarta,” ungkap Sekretaris I Pertemuan G20 Bidang Logistik Rudy Rahmayadi dalam keterangannya.

Ada pun perhelatan 2nd FCBD dan 1st FMCBG merupakan forum yang masuk dalam kategori Finance Track (Jalur Keuangan) yang diinisiasi oleh Kementerian Keuangan RI dan Bank Indonesia.