JAKARTA - Akbar Rais, pengendara yang viral karena konvoi di ruas tol Andara membantah kegiatannya menyebabkan kemacetan. Kliam dia, kemacetan terjadi akibat iring-iringan mobilnya diperlambat oleh petugas tol.
"Petugas tol yang memperlambat," ujar Akbar di Polda Metro Jaya, Senin, 24 Januari.
Kata Akbar, cara petugas tol memperlambat laju iring-iringan dengan berkendara tepat di bagian paling depan. Kemudian, petugas tol secara bertahap mengurangi kecepatan. Hal itulah yang justru menyebabkan kemacetan.
"Kita tuh nggak menimbulkan kemacetan kalau kita nggak berhenti," ujar Akbar.
"Nah, karena kita berhenti kan yang belakang tidak bisa jalan," sambungnya.
Terlepas dari hal itu, Akbar juga menekankan kemacetan yang ditimbulkan tak terlalu parah. Sebab, kondisi saat itu memang sepi.
Terlebih, ruas tol Andara tidak seramai layaknya tol lain. Diperkirakan hanya terjadi 5 sampai 10 kendaraan yang mengantre.
"Itu kan hari Minggu jam 10.00 WIB, itu kan tol Andara tidak seramai di tol lain," kata Akbar.
Baca juga:
- Heboh 'Macan jadi Meong', Yuk Intip Belanja Kemenhan Pimpinan Prabowo yang Habiskan Rp124 Triliun Tahun Lalu
- Usai Sindir Prabowo 'Mengeong' Edi Mulyadi Bilang Kalimantan 'Tempat Jin Buang Anak', Abu Janda Meradang: Penghinaan!
- Viral Edy Mulyadi Sebut Kalimantan 'Tempat Jin Buang Anak,' Abu Janda Meradang: Ini Menghina Warga Kalimantan
Sebelumnya diberitakan, Kepala Satuan Polisi Jalan Raya Polda Metro Jaya Kompol Sutikno mengatakan kemacetan itu terjadi di ruas tol Andara KM 02+400. Setidaknya lebih dari tujuh mobil mewah yang terlibat konvoi.
"Lebih dari tujuh (mobil mewah, red)," ujar Sutikno saat dikonfirmasi, Senin, 24 Januari.
Terdeteksinya kegiatan konvoi itu berdasarkan pantauan kamera CCTV. Mereka terpantau berfoto sehingga menjadi perhatian pengendara lain dan berujung dengan kemacetan
"Kalau di tol semua ada CCTV jadi kelihatan ada ramai-ramai apa ternyata ada anak-anak remaja foto-foto pakai mobil mewah. Jadi perhatian orang, orang-orang pada minggir," katanya.
Diduga, para pengendara itu berfoto dan membuat video untuk kepentingan pribadi. Mereka disebut membuat konten yang nantinya akan diunggah ke media sosial masing-masing.
"Kayanya bikin konten," ungkap Sutikno.