JAKARTA - Perdana Menteri (PM) Justin Trudeau mengutuk perusakan patung PM pertama Kanada, John A. Macdonald di Montreal. Menurutnya, perusakan patung mantan PM membuktikan bahwa para aktivis antirasisme perlu belajar kembali berjuang untuk kesetaraan. Sebab, rasisme bukan cuma kesalahan sejarah.
"Saya sangat kecewa dengan vandalisme yang terjadi selama akhir pekan. Tapi kami adalah negara hukum,” ungkap Trudeau dikutip dari CNA, Selasa, 1 September.
“Dan kami adalah negara yang perlu menghormati undang-undang itu, bahkan ketika kami berusaha untuk memperbaiki dan mengubahnya. Kami memandang tindakan vandalisme semacam itu tidak mengarah ke jalan menuju keadilan maupun kesetaraan yang lebih besar di negara ini," tambahnya.
Organized black bloc militants have toppled the statue of Canada’s first prime minister, John Macdonald, in Montreal. They used umbrellas & sheets to shield their criminal comrades. The statue’s head broke off as it crashed to the ground. #BLM pic.twitter.com/ViarNxmJbh
— Andy Ngô (@MrAndyNgo) August 29, 2020
Meski begitu, Trudeau mengaku memahami rasa frustasi rakyat Kanada atas lambannya pemerintah menangani kasus disriminasi dan rasisme. Oleh sebab itu, dirinya berjanji akan membahas hal itu lebih lanjut di pemerintahan.
Baginya, sesuatu yang lumrah jika rakyat Kanada mempertanyaan warisan dari seorang mantan PM. Tapi, harus dipahami, John A. Macdonald pun bukan sosok yang sempurna. Di balik kelebihannya, terdapat pula kelemahan dan kesalahan.
"Banyak yang harus kita lakukan sebagai sebuah negara untuk mengakhiri diskriminasi dan sebagian dari itu perlu memiliki pandangan yang jernih terhadap masa lalu. Terutama kesalahan yang dilakukan oleh generasi sebelumnya yang membangun negara ini," katanya.
BACA JUGA:
Tak cuma Trudeau. Kepala pemerintahan Quebec, Francois Legault dalam kicauannya di Twitter ikut mengkritik. Katanya, merobohkan patung bukan sebuah solusi.
"Apapun yang orang pikirkan tentang John A. Macdonald, menghancurkan sebuah patung dengan cara itu tidak dapat diterima. Kita harus melawan rasisme. Tetapi menghancurkan bagian dari sejarah kita bukanlah solusinya," terangnya.
Sebelumnya, pada hari Sabtu, 29 Agustus, patung perunggu John A. Macdonald yang berdiri sejak 1895 dirusak dan dipenggal oleh ratusan orang yang ikut berunjuk rasa antirasisme. Para pengunjuk rasa menilai patung mantan PM tak layak untuk dikenang mengingat dosa masa lalunya dalam melanggengkan rasisme di Kanada.