JAKARTA - China kembali menegaskan keseriusannya dalam memerangi korupsi, dengan Presiden Xi Jinping memilih pendekatan tanpa toleransi dan pengakuan koruptor pun ditayangkan di televisi, meski belum muncul di persidangan dan menuai kritik kelompok hak asasi manusia.
Presiden Xi Jinping telah memberi tahu pengawas disipliner utama Partai Komunis, untuk mengambil pendekatan 'tanpa toleransi' terhadap korupsi dan memastikan para kader mengikuti dengan cermat keputusan kebijakan Beijing.
Presiden Xi membuat pernyataan pada pertemuan Komisi Pusat untuk Inspeksi Disiplin (CCDI) di Beijing pada Hari Selasa, mengutip SCMP dari Kantor Berita Xinhua 20 Januari.
Pertemuan yang digelar untuk menetapkan arah kerja pengawas tahun ini, dihadiri oleh seluruh anggota Komite Tetap Politbiro pembuat kebijakan.
Presiden Xi mengatakan, kampanye anti-korupsi selama dekade terakhir sejak ia mengambil alih kekuasaan pada tahun 2012 telah membuat prestasi bersejarah dan inovatif.
"Setelah 10 tahu, kecenderungan tidak sehat tertentu yang tidak dikendalikan untuk waktu yang lama telah dikekang, banyak masalah yang telah lama mengganggu kita telah diatasi dan potensi bahaya serius dalam partai, negara dan militer telah berakar," ujar Presiden Xi.
Masalah tata kelola yang lemah atas organisasi partai juga telah ditangani di tingkat fundamental, menurut Presdien Xi. Namun dia mengatakan, perang belum dimenangkan dan mengatakan kepada penyelidik anti-korupsi, mereka harus meningkatkan kinerja mereka karena korupsi semakin sulit dideteksi.
"Masih ada jalan panjang untuk mencegah semua jenis kelompok kepentingan bertemu dan merusak pejabat kita. Masih ada jalan panjang untuk secara efektif mengatasi korupsi yang lebih tidak terlihat dan mengakar. Dan kami masih memiliki jalan panjang untuk memberantasnya sepenuhnya," tegasnya.
Kader senior dalam pertemuan itu diperintahkan 'mendidik keluarga', karena banyak kasus korupsi yang melibatkan anggota keluarga pejabat. Selain itu, Presiden Xi juga meminta CCDI untuk memperkuat “pengawasan politik” pejabat lokal, untuk memastikan implementasi kebijakannya yang 'lengkap, akurat dan komprehensif' dalam membangun bangsa.
"(Anda harus) membimbing dan mengawasi anggota dan kader partai untuk benar-benar memahami kebijakan utama pusat partai, menjaganya tetap sejalan dengan pusat partai setiap saat, dan dengan kokoh mengimplementasikan keputusannya,” ucap Presiden Xi.
"Tidak boleh ada kompromi, tidak ada window dressing, tidak ada trik bermain berdasarkan kepentingan lokal atau jangka pendek. (Kita harus) memastikan pelaksanaannya tidak ada penyimpangan, tidak ada kompromi dan tidak ada distorsi."
Tak hanya sampai di situ, pemberantasan korupsi juga ditampilkan di televisi pemerintah, dengan yang pertama dalam seri dokumenter lima bagian, produksi bersama dengan CDCI, ditayangkan di CCTV pada Hari Sabtu pekan lalu. Dalam angsuran pertama, Sun Lijun, mantan wakil menteri keamanan publik, mengaku menerima suap.
Seperti melansir NDTV, serial televisi pemerintah tentang kampanye anti-korupsi China memikat pemirsa dan membuka tabir pejabat yang didakwa atas tuduhan korupsi.
Serial lima bagian yang sedang berlangsung yang ditayangkan oleh penyiar negara CCTV, menunjukkan pengakuan televisi oleh pejabat yang dituduh melakukan korupsi, termasuk mantan wakil menteri keamanan publik Sun Lijun.
Sun, yang mengawasi keamanan di Hong Kong selama berbulan-bulan kerusuhan, menghadapi tuduhan yang mencakup menerima suap, memanipulasi pasar saham, memiliki senjata api secara ilegal dan membayar untuk seks.
Serial TV tersebut mengklaim Sun menerima suap reguler senilai 14 juta dolar AS yang disamarkan sebagai "kotak makanan laut kecil" dari seorang pria, yang kemudian diangkatnya sebagai kepala polisi di {rovinsi Jiangsu timur.
"Saya membantunya selama ini," sebut Sun dalam acara tersebut.
BACA JUGA:
Sudah menjadi praktik umum bagi CCTV untuk menyiarkan "pengakuan" oleh tersangka kriminal, termasuk mantan pejabat, bahkan sebelum mereka muncul di pengadilan, sesuatu yang dikutuk secara luas oleh kelompok hak asasi manusia.
Episode lain menampilkan Chen Gang dari Asosiasi Sains dan Teknologi China, yang dikatakan telah membangun kompleks pribadi seluas 72.000 meter persegi (775.000 kaki persegi) lengkap dengan tempat tinggal bergaya China, kolam renang dan pantai buatan dengan dana haram.
Untuk diketahui, pejabat yang dihukum karena korupsi dapat dilucuti kekayaannya, keanggotaan partainya, dan menghadapi hukuman seumur hidup di balik jeruji besi atau bahkan hukuman mati.
Lebih dari satu juta pejabat telah dihukum di bawah kampanye anti-korupsi sejauh ini, yang telah menjadi landasan masa jabatan Xi.
Misalnya, Wang Fuyu, yang tampil dalam episode kedua dari serial tersebut, dijatuhi hukuman mati dengan penangguhan hukuman dua tahun pada Hari Senin, sehari setelah pengakuannya ditayangkan.