Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Dinas Sumber Daya Air DKI Dudi Gardesi mengaku pihaknya tak lagi mampu menambah kapasitas drainase untuk mencegah banjir di Ibu Kota. Padahal, terbatasnya kapasitas sistem drainase menjadi salah satu faktor banjir tak bisa surut dengan cepat.

Anak buah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini mengaku, keterbatasan lahan di Jakarta menjadi penyebab jaringan drainase tak bisa diperluas.

"Drainase juga ada kapasitasnya dan lahan kita juga sangat terbatas. Kalau ikuti hujan, kita ingin buat selebar-lebarnya sesuai dengan perhitungan kita. Tapi kan enggak ada lahannya," kata Dudi kepada wartawan, Kamis, 20 Januari.

Karena itu, Pemprov DKI melaksanakan program-program lain untuk mengendalikan banjir Jakarta seperti pengerukan sungai/waduk, pembangunan polder, hingga pembuatan sumur resapan.

"Kalau harus lebarkan drainasenya kan harus ada pembebasan (lahan). Makanya, banyak program lain yang kita lakukan supaya kurangi beban tersebut," ungkap Dudi.

Begitu juga ketika hujan mengguyur Jakarta. Dudi mengungkapkan jajaran Pemprov DKI langsung bergerak menangani genangan dengan membersihkan saluran sampai penyedotan pompa.

"Kta kan punya target kinerja, sehingga apabila hujan sudah selesai, pasang udah turun, luapan kali sudah selesai, daerah yang tergenang itu harus kita keringkan," ujarnya.

Banjir menggenang puluhan RT dan sejumlah ruas jalan di Jakarta sejak Selasa, 19 Januari kemarin. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan beralasan banjir bisa terjadi akibat terbatasnya sistem drainase.

Saat itu, curah hujan di Kemayoran kemarin tercatat mencapai 204 milimeter, di Teluk Gong 193 milimeter, di Pulomas 177 milimeter, dan Kelapa Gading 163 milimeter.

Sementara, kapasitas drainase di Jakarta hanya bisa menampung curah hujan sampai 100 milimeter per hari. Jika curah hujan melebihi kapasitas drainase, maka banjir pasti melanda.

Alasan ini membuat Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono heran. Gembong mempertanyakan kenapa Anies tak menambah kapasitas drainase jika kondisinya tak mampu menampung hujan ekstrem.

"Boleh saja dia menyalahkan drainase. Tapi kalau tahu drainasenya bermasalah kenapa tidak diperbaiki? Kenapa justru yang menjadi program unggulannya bukan drainase?" ucap Gembong.