Tes COVID-19 di Indonesia Masih 46,85 Persen dari Standar WHO
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito

Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengaku jumlah tes pemeriksaan COVID-19 di Indonesia masih tergolong minim.

Wiku mengatakan, jumlah pemeriksaan COVID-19 di Indonesia masih sebanyak 125.434. Jumlah ini, kata Wiku, masih jauh di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengharuskan Indonesia memeriksa 267.700 orang per minggu.

"Pada saat ini, pemeriksaa Indonesia baru mencapai 46,85 persen dari standar WHO. Standarnya, dengan jumlah penduduk 267 juta, kita memerlukan pemeriksaan 267.700 orang per minggu," kata Wiku di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin, 31 Agustus.

Meski begitu, upaya pemeriksaan pada tanggal 24 hingga 30 Agustus tersebut mengalami kenaikan dari pemeriksaan tanggal 17 hingga 23 Agustus.

"Ada kenaikannya relatif cukup tinggi dengan minggu sebelumnya dengan pemeriksaan sebanyak 95.463. Jadi, kinerja laboratorium ini harapannya makin meningkat," tutur dia.

Sebagai informasi, pertambahan kasus positif COVID-19 per hari ini sebanyak 2.743 kasus. Total akumulasi kasus positif sejak COVID-19 ditemukan di Indonesia mencapai 174.796 orang.

Kasus sembuh pada hari ini bertambah 1.774, sehingga totalnya ada 125.959 orang sembuh. Kemudian, kasus konfirmasi positif yang meninggal bertambah 74 orang dan totalnya 7.417 orang.

Provinsi dengan kasus baru terbanyak berada di DKI Jakarta dengan 1.049 kasus baru dan total 40.086 kasus. DKI Jakarta juga menjadi provinsi dengan akumulasi kasus terbanyak se-Indonesia. 

Selain itu, jumlah spesimen yang sudah diperiksa mencapai 2.239.642 Rinciannya, sebanyak 2.197.694 spesimen diperiksa menggunakan real time polymerase chain reaction (RT-PCR) dan 41.948 menggunakan tes cepat molekuler (TCM).