Jangan-jangan Kritikan Ketua DPRD DKI Soal Fungsi Sumur Resapan Benar, Buktinya Titik Banjir Malah Tambah Banyak
Genangan di Pintu Air Cengkareng, Jakarta Barat mulai surut 18 Januari kemarin. (Foto via BPBD DKI)

Bagikan:

JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mendata titik banjir di Ibu Kota hingga pukul 15.00 WIB meluas dari semula 93 RT (Rukun Tetangga) menjadi 102 RT dengan ketinggian air mencapai 90 cm.

"Informasi genangan saat ini ada 102 RT atau 0,335 persen dari 30.470 RT dan satu ruas jalan tergenang yang ada di DKI Jakarta," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI M Insyaf di Jakarta, Rabu 19 Januari dilansir dari Antara.

Tak hanya titik banjir yang bertambah, jumlah pengungsi juga ikut bertambah menjadi 1.194 orang dari sebelumnya 815 orang pada pukul 12.00 WIB.

Adapun titik banjir tersebut paling banyak terdapat di Jakarta Barat sebanyak 93 RT yakni di Kelurahan Tegal Alur sebanyak 34 RT dengan ketinggian 40 hingga 90 cm.

Penyebabnya, lanjut dia, curah hujan tinggi, rob dan luapan Kali Semongol. Jumlah pengungsi di kelurahan itu mencapai 234 kepala keluarga (KK) atau 965 jiwa.

Selain di Jakarta Barat, wilayah di Jakarta Utara juga tercatat masih ada titik banjir tersebar di sembilan RT di Kelurahan Cilincing dengan ketinggian 60 cm. Banjir itu disebabkan curah hujan tinggi dan luapan Kali Begog dengan jumlah warga mengungsi mencapai 35 jiwa di Kantor Sekretariat RW 01.

"Kondisi genangan sedang ditangani oleh Dinas SDA, Damkar dan PPSU kelurahan ditargetkan akan surut dalam waktu cepat," ucapnya.

Sebelumnya, Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi menyayangkan kondisi Jakarta yang masih terendam banjir akibat hujan yang mengguyur. Prasetyo menekankan pembangunan sumur resapan dalam program Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ternyata tidak berguna dalam menanggulangi banjir Jakarta.

Prasetyo mendesak Anies untuk segera merealisasikan normalisasi sungai sebelum masa jabatannya berakhir pada Oktober 2022. Program ini mandek di proses pembebasan lahan.

"Sebetulnya harus normalisasi atau naturalisasi. Itu kerjakan aja dulu. Setelah itu beres, baru kita lihat sejauh mana banjirnya. Tapi kalau sekarang kan hujan dikit semua tergenang. Udah enggak karu-karuan," cecar Prasetyo.

"Fokuslah sama kerjaan, sayang anggaran besar kalau hasilnya tetap banjir," ungkap Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI tersebut.