JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pembangunan ibu kota negara baru di Kalimantan Timur bukan sekadar pembangunan fisik. Dia menegaskan pembangunan ini adalah bagian dari transformasi besar untuk menghadapi perubahan.
Hal ini disampaikan saat memberikan pengarahan di Dies Natalis ke-67 Universitas Parahyangan, Bandung, Jawa Barat pada Senin, 17 Januari.
"Saya ingin menegaskan mengenai pembangunan ibu kota baru bahwa ibu kota baru kita ini adalah bagian dari transformasi besar-besaran yang ingin kita lakukan," kata Jokowi dalam pengarahannya yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden.
"Pembangunan ibu kota baru bukan semata-mata memindahkan fisik kantor pemerintahan. Tujuan utama (pembangunan, red) adalah membangun kota baru yang smart, kota baru yang kompetitif di tingkat global, membangun lokomotif baru untuk transformasi negara kita menuju Indonesia yang berbasis inovasi dan teknologi," imbuh eks Gubernur DKI Jakarta itu.
Tak hanya itu, pembangunan ini juga akan dirancang berbasis ekonomi hijau atau green economy. Di mana, kota tersebut sehat bagi warganya, sekaligus efisien dan produktif.
"Warganya ke mana-mana dekat, warganya ke mana-mana bisa naik sepeda, kemana-mana bisa jalan kaki karena zero emission," tegas Jokowi.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Jokowi berharap kota ini nantinya juga bisa menjadi magnet bagi dunia dan menjadi pusat inovasi. Sehingga, dia ingin semua pihak berkontribusi termasuk keluarga Universitas Parahyangan bersama perguruan tinggi lainnya.
"Jadi sekali lagi, ibu kota negara yang baru ini bukan sekadar kota yang berisi kantor-kantor pemerintahan tetapi kita ingin membangun sebuah smart metropolis yang mampu menjadi magnet global talent, magnet menjadi pusat inovasi," ungkapnya.
"Saya mengharapkan kontribusi keluarga besar Universitas Parahyangan dan perguruan tinggi di seluruh Indonesia dalam transformasi Indonesia ini. Memberikan kontribusi melalui SDM unggul melalui inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi melalui karya nyata untuk kemajuan Indonesia," pungkasnya.