JAKARTA - Pemerintah Ceko akan mengizinkan para pekerja medis dan layanan sosial untuk tetap pergi menjalankan tugas meskipun mereka sedang mengidap COVID-19. Mereka boleh bekerja asalkan tidak mengalami gejala.
Aturan baru itu tidak terlalu ambisius dibandingkan dengan yang sebelumnya direncanakan oleh Pemerintah. Orang-orang yang boleh tetap pergi bekerja itu disyaratkan hanya boleh berangkat untuk menuju tempat kerja, dan langsung pulang setelah menyelesaikan pekerjaan.
Mereka diharuskan mengenakan masker serta makan di ruangan terpisah, kata Menteri Kesehatan Vlastimil Valek. Menkes memperkirakan bahwa akan ada beberapa ratus pekerja saja yang memenuhi syarat di bawah peraturan baru tersebut, yang akan diterapkan hanya jika diperlukan.
"Langkah-langkah itu akan ditetapkan sedemikian rupa untuk memastikan tidak ada kemungkinan bahwa mereka bisa menulari para pekerja di sekitarnya," kata Valek dikutip dari ANTARA, Sabtu, 15 Januari.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Pemerintah Ceko mengatakan telah membuat daftar yang berisi lebih banyak bidang esensial, yang pekerjanya akan tercakup dalam skema tersebut.
Kelompok yang disebutkan saat itu termasuk para petugas layanan darurat, kepolisian, dan industri energi.
Langkah yang ditempuh oleh Republik Ceko tersebut merupakan kebijakan terbaru menyangkut pelonggaran pembatasan yang diberlakukan di Eropa.
Di kawasan itu, negara-negara sedang bergulat untuk mempertahankan layanan terus berjalan di tengah peningkatan kasus COVID-19 akibat varian Omicron yang sangat menular.
Menkes Valek mengatakan kepada para wartawan bahwa pemerintah berharap bisa mengendalikan gelombang penularan Omicron.
Varian tersebut sudah menyebabkan peningkatan pada infeksi baru harian dalam beberapa hari terakhir ini, menjadi di atas 10.000 kasus.
Sementara itu, Pemerintah Ceko sudah memerintahkan agar pengujian COVID-19 dilaksanakan di sekolah-sekolah. Dan mulai Senin, 17 Januari, semua pekerja harus menjalani dua kali tes COVID-19 dalam seminggu.
Valek memperkirakan bahwa jumlah harian kasus akan meningkat menjadi 20.000 pada awal pekan depan dan kemungkinan 50.000 kasus pada akhir pekan.
Menurut data Kementerian Kesehatan, jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit sudah menurun, pada Kamis, 13 Januari, menjadi 1.912 orang.
Valek menegaskan kembali bahwa pemerintah memiliki strategi untuk memperlambat penularan varian Omicron di kalangan penduduk serta untuk menghindari rumah-rumah sakit dibanjiri pasien.