JAKARTA - Seseorang yang diduga sebagai agen intelijen Iran dan menyamar sebagai seorang Yahudi yang tinggal di Iran, membujuk lima orang Israel melalui media sosial untuk memberikan informasi sensitif yang mencakup foto-foto misi diplomatik AS, kata badan kontra-intelijen Israel pada Hari Rabu.
Empat wanita dan seorang pria yang didakwa dalam penyelidikan itu digambarkan dalam laporan media Israel sebagai imigran Yahudi dari Iran, musuh bebuyutan Israel, atau keturunan mereka.
Agensi Shin Bet mengatakan dalam sebuah pernyataan, mereka didakwa atas "kejahatan serius" selama sebulan terakhir sehubungan dengan kontak mereka dengan "Rambod Nambar" di Facebook dan WhatsApp.
Dari perincian dalam pernyataan agensi, dugaan agen Iran menjerat orang-orang yang tidak memiliki akses langsung ke informasi rahasia, dan dikatakan tiga di antaranya adalah nenek.
"Saya mengucapkan selamat kepada Shin Bet dan polisi Israel atas operasi yang berhasil untuk menggagalkan aktivitas teroris yang bermusuhan," kata Perdana Menteri Naftali Bennett dalam sebuah pernyataan, mengutip Reuters 13 Januari.
Dia memperingatkan Israel, Iran mungkin berada di balik "informasi yang Anda konsumsi atau bagikan di media sosial".
Di TV Channel 12 Israel, seorang pengacara untuk salah satu wanita yang ditangkap mengatakan, kliennya yang beremigrasi dari Teheran pada awal 1990-an, mengira 'Rambod' adalah penduduk Yahudi yang makmur di Teheran.
"Dia bilang dia sangat ingin datang ke Israel dan ingin melihat foto-foto negara itu," ujar pengacara Sarit Katlovsky.
Materi yang diberikan oleh beberapa tersangka termasuk foto misi diplomatik AS di Tel Aviv, tempat pemungutan suara, kantor Kementerian Dalam Negeri dan pusat perbelanjaan, ungkap Shin Bet.
Shin Bet mengatakan, beberapa wanita menerima uang dari 'Rambod' dan memilih untuk tetap berhubungan dengannya meskipun mereka curiga dia mungkin agen Iran.
BACA JUGA:
Pada saat yang sama, Shin Bet mengatakan nama tersangka tidak dapat dipublikasikan, di bawah perintah pengadilan.
Untuk diketahui, Iran telah lama menuduh agen mata-mata Israel Mossad menjalankan agen di negara itu, melakukan sabotase dan pembunuhan yang bertujuan untuk menghalangi program nuklir Teheran. Iran membantah tuduhan Israel bahwa pihaknya sedang mencari senjata nuklir.