Gubsu Edy: Sama Siapa Lagi Saya Bicara Bangun Sumut, Apa Kita Pinjam Anies Baswedan dari Jakarta?
Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi/FOTO: Satria H-VOI

Bagikan:

MEDAN - Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi mengajak pengurus Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) untuk turut serta mendorong pembangunan di Sumut. 

Gubsu Edy menyebut sangat sedikit pihak yang bisa diajaknya untuk membangun Sumatera Utara. Bahkan Gubsu Edy berkelakar perlunya meminjam Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan demi ikut membangun Sumut. 

"Saya, kalau bapak-bapak ini sulit untuk diajak berbicara membangun Sumut ini sama siapa lagi saya bicara? Apa harus kita tunggu orang dari Singapura, apa harus kita pilih orang dari Eropa sana, atau kita pinjam Anies Baswedan dari Jakarta? Nanti kalau sudah bagus kembalikan ke kami lagi, tentu tidak seperti itu," kata Gubsu Edy Rahmayadi, Senin, 10 Januari.

Gubsu Edy menyebutkan, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi pada tahun 2045. Di mana, angka kelahiran Indonesia saat ini jumlahnya sekitar 5 juta per tahun. 

Angka tersebut sebanding dengan jumlah penduduk negara Singapura. Sedangkan untuk Sumut, lanjutnya, angka anak muda dari umur 16 - 30 tahun berada di angka 45 persen. 

"Bayangkan pak di tahun 2045 bonus demografi kita ini tidak dididik dengan baik, tak punya kemampuan, tak punya skill, bukan bonus demografi namanya, tapi penghancur demografi," ungkapnya.

Gubsu Edy berharap perguruan tinggi menjadi tempat untuk menyiapkan generasi muda yang handal yang akan memimpin di masa depan. 

"Tapi kalau nggak dididik dan dipersiapkan dengan baik, apa mungkin kita menguasai dunia. Jangan hanya sekolah-sekolah saja, mau ngapain? Itu yang sekolah, bagaimana yang tidak sekolah, lebih parah lagi. Mohon maaf saya pak, sekali lagi mohon maaf, jangan di somasi saya," ujarnya.

Gubsu Edy mengatakan, di Sumatera Utara setiap tahunnya akan lahir sekitar 60 ribu sarjana baru. Namun yang menjadi pikirannya, sangat sedikit wadah yang ada untuk menampung para sarjana tersebut. 

Selain itu, Gubsu Edy juga mengeluhkan sulitnya perizinan bagi para investor asing untuk menanamkan modalnya di Sumatera Utara. Edy menceritakan, dirinya pernah membawa 50 investor dari Hongkong untuk melihat KEK Sei Mangkei. 

"Saya bawa 50 orang, 3 bulan di sini saya bawa ke Sei Mangkei, dia cek ke situ, dia akan investasi ke situ, 3 bulan dia lari pulang. Saya kejar, tahu-tahunya masuk ke Majalengka, tak mau ke sini. Karena begitu sulitnya, kemarin saya pulang ke Sei Mangkei, saya kejar kenapa sulit kalau aturan, orang tak mau sulit, dia bawa uang," jelasnya. 

"Kenapa ini saya sampaikan, kita besar-besarkan pendidikan semua, kalau tak ada wadah, ini yang buat bahaya. Begitu susahnya anak kita kuliah, dia belajar," ujar Gubsu Edy Rahmayadi.