JAKARTA - Hasil pemeriksaan salah satu bangkai anjing yang ditemukan mati mendadak di sekitaran sirkuit Mandalika sudah keluar. Forensik yang dilakukan tim dari Universitas Airlangga menguak fakta miris kalau anjing itu dibunuh dengan cara yang sangat keji.
Sebelumnya Pemprov Nusa Tenggara Barat (NTB) memang sudah menjelaskan terkait temuan sejumlah anjing ditemukan mati mendadak secara serempak di sekitar area sirkuit Mandalika, Pulau Lombok. Melalui Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB Khairul Akbar, pemprov memastikan sejumlah anjing liar itu mati bukan karena diracun.
Dia menegaskan penggunaan racun tidak lagi diperbolehkan. Dia mengaku pihaknya memang berencana menghalau anjing agar tidak melintas di sirkuit Mandalika. Rencana ingin menggunakan racun, tapi tidak diperbolehkan.
"Tidak ada perintah khusus Gubernur terkait itu. Kami inisiatif sendiri dari dinas untuk menghalau anjing atau hewan lain agar tidak masuk ke dalam areal," kata Khairul beberapa waktu lalu.
Tim Animal Defender Indonesia bergegas ke Mandalika akhir November tahun lalu. Ada dua ekor bangkai anjing yang coba dievakuasi dari daerah sekitar Mandalika pada 24 November lalu.
"Karena bangkainya sudah mulai membusuk, maka kita perlu menyetop pembusukan agar nanti pemeriksaan ini tidak terhambat," ucap Ketua Animal Defender Indonesia Doni Herdaru kepada VOI, Senin 10 Januari.
Supaya setop pembusukan, Animal Defender sampai merasa perlu membeli freezer dulu. Setelah disimpan hingga beku, lalu dipersiapkan sebuah box sterofom yang di dalamnya di es dan bangkai anjing lalu diletakkan di sana.
"Lalu kita sewa mobil, kita jalan darat kita sewa mobil dari Lombok menuju Surabaya ke Unair," kata Doni.
Kini hasil pemeriksaan sudah rampung. Tim Unair tidak berhasil mengidentifikasi salah satu bangkai karena sudah hancur. Tapi yang satu lagi ditemukan fakta menyedihkan.
"Yang satu masih bisa diperiksa. Lima kali diuji lab toksikologi untuk mencari racunnya. Ternyata sampai 5 kali diulang, tidak ditemukan racun. Tapi yang ditemukan adalah bekas bacokan senjata tajam yang membuat darah terhirup hingga ke rongga hidung, rongga mulut, tenggorokan, rongga dada dan paru-paru," jelas dia.
"Itu resapan darah di sana yang mana biasanya tidak ada darah di sekitar situ ketika masih hidup, di bacok dan darahnya terhirup hingga mati," lanjut dia.
Fakta keji lainnya, tim Unair juga menemukan bekas makanan di perut anjing yang berhasil dicerna dengan sempurna. Artinya, Anjing ini sengaja diberikan umpan terlebih dahulu lalu dijerat.
"Karena ada jeratan tali di ketiaknya. Ada jeratan tali lengkap dengan kayunya ketika tim berhasil menemukannya," tandasnya.