Bagikan:

JAKARTA - Jerman akan mempelajari seberapa andal tes cepat antigen cepat dalam mendeteksi varian Omicron yang menyebar cepat dari COVID-19, Menteri Kesehatan Karl Lauterbach mengatakan pada Hari Minggu.

"Kami tidak tahu persis seberapa baik tes ini bekerja untuk Omicron," jelas Lauterbach di saluran penyiaran publik ARD seperti melansi Reuters 10 Januari, menambahkan hasil penilaian akan tersedia dalam beberapa minggu ke depan.

"Jelas, bagaimanapun alternatif untuk tidak menguji sama sekali akan terlalu berbahaya," sambung Lauterbach, seorang ilmuwan dan dokter.

Sebelumnya, dia mengatakan kepada surat kabar Hari Minggu Jerman harus mengubah strategi vaksinasi COVID-19 untuk mengatasi varian Omicron, memastikannya dapat mengembangkan vaksin baru dengan cepat jika menghadapi varian virus corona yang lebih mematikan di masa depan.

Varian Omicron sekarang menyumbang 44 persen dari infeksi virus corona di Jerman, menurut data Institut Robert Koch (RKI) untuk penyakit menular. Hari Minggu kemarin, RKI mencatat 36.552 kasus baru infeksi corona dalam 24 jam, tiga kali lipat dari jumlah sepekan sebelumnya.

Terpisah, Majelis Rendah Parlemen Bundestag akan segera membahas rancangan undang-undang untuk mandat vaksinasi umum yang didukung oleh bisnis dan sektor publik, tetapi telah ditunda di tengah ketidakpastian tentang dukungan bersatu untuk itu dalam pemerintahan koalisi tiga partai.

Untuk diketahui, Lauterbach, dari Partai Sosial Demokrat, sangat menganjurkan vaksinasi wajib. Sementara, Menteri Kehakiman Marco Buschmann dari FDP libertarian dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Minggu Bild am Sonntag juga mendesak parlemen untuk segera memutuskan masalah tersebut.

Namun, pemimpin parlemen dari Partai Hijau, Britta Hasselmann mengatakan dalam sebuah wawancara dengan kelompok media Funke, partai-partai harus membahas masalah ini secara internal terlebih dahulu.

"Ini bukan keputusan yang mudah, itu menyiratkan intervensi yang mendalam," tandasnya.