Kasus Infeksi Varian Omicron Melonjak, Permintaan Alat Tes Mandiri COVID-19 di Eropa Meroket
Ilustrasi perangkat tes COVID-19. (Wikimedia Commons/dronepicr)

Bagikan:

JAKARTA - Permintaan alat tes mandiri COVID-19 di Eropa mengalami lonjakan, seiring dengan meroketnya kasus infeksi COVID-19 akibat varian Omicron yang menyebar dengan cepat di Benua Biru.

Perangkat uji mandiri COVID-19 pertama telah tiba di rak-rak supermarket di Prancis, ketika negara itu mencatat rekor 208.000 kasus baru pada Hari Rabu, lebih dari dua kali lipat jumlah yang tercatat pada Hari Natal.

Dalam upaya untuk mengatasi lonjakan varian Omicron yang sangat menular, supermarket Prancis sekarang menawarkan tes antigen virus corona cepat, yang menyediakan satu alat lagi untuk memerangi COVID-19. Sekitar seratus set terjual dalam beberapa jam.

"Ini lebih sedikit memakan waktu daripada mengantri untuk tes PCR. Saya tidak tahu apakah itu dapat diandalkan atau tidak, tapi mungkin setidaknya itu memberi kami gambaran," kata David, seorang pelanggan Prancis dikutip dari Euronews 31 Desember.

Sementara itu, produsen perangkat tes diagnostik cepat Prancis, Biosynex, telah mempekerjakan 200 staf sementara untuk memenuhi permintaan tes mandiri yang melonjak, didorong oleh rekor jumlah kasus dan liburan akhir tahun.

"Permintaan jauh lebih tinggi hari ini daripada di awal tahun," jelas Gaël Levy, direktur industri Biosynex.

Di seberang Channel, kekurangan tes aliran lateral di apotek Inggris menyebabkan kecemasan yang meluas, dengan penduduk setempat yang frustrasi berbondong-bondong untuk mendapatkan tes PCR, guna memastikan mereka bebas virus untuk perayaan Tahun Baru, serta juga untuk bekerja.

"Kami pergi untuk mengambil beberapa dan tidak ada apotek di sekitar jalan saya, tidak ada, mereka semua sudah mendaftar yang mengatakan mereka sudah habis, jadi," ungkap seorang warga Basildon.

Terpisah, di Italia, tingginya permintaan untuk uji mandiri yang dikombinasikan dengan masalah rantai pasokan telah mengakibatkan kemacetan karena orang Italia harus menunggu berjam-jam untuk diuji.

Bahkan di wilayah Ibukota Roma, beberapa orang harus menunggu hingga delapan jam, menurut koresponden Euronews Giorgia Orlandi.

"Di Milan, beberapa pusat di mana tes ini dilakukan telah mencapai batas maksimum pemesanan dan oleh karena itu banyak orang tidak akan bisa dites. Di beberapa tempat, bahkan tentara telah digunakan untuk memfasilitasi operasi terkait tes cepat," tandasnya.